> >

Korban Tewas Banjir dan Longsor Flores Timur Menjadi 67 Orang, Terbanyak di Kecamatan Ile Boleng

Peristiwa | 4 April 2021, 18:13 WIB
Longsor yang terjadi di Nele Lamadike, Kecamatan Lleboleng, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (4/4/2021) dini hari tadi (Sumber: KOMPAS.COM/dok.warga)

LARANTUKA, KOMPAS.TV - Longsor dan banjir bandang yang terjadi di Flores Timur, NTT, Minggu (04/04/2021) hingga siang ini dilaporkan sudah menewaskan 67 warga, seperti dikutip dari kompas.com. Terdapat tiga kecamatan yang terdampak yakni, Kecamatan Ile Boleng, Kecamatan Adonara Timur dan Wotan Ulumado.

Bupati Flores Timur, Antonius Gege Hajon mengatakan hingga Minggu sore, sedikitnya ada 67 orang meninggal dan puluhan warga diduga masih terjebak longsor.

Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Boli menjelaskan, 63 warga di Desa Nelelamadike, Kecamatan Ileboleng, Flores Timur, NTT, tewas tertimbun longsor dan empat orang dari desa Waiburak dan dari kelurahan Waiwerang Kota.

Di Kecamatan Adonara Timur, banjir menewaskan empat orang dan memporakporandakan puluhan rumah warga di Waiwerang, Kelurahan Waiwerang Kota dan Desa Waiburak. "Empat korban sudah ditemukan," ujar Agustinus melalui pesan singkat kepada Kompas.

Baca Juga: 39 Orang Tewas dalam Banjir Bandang di Pulau Adonara Flores Timur

Wakil Bupati Flores Timur Agus Boli telah meminta BPBD Flores Timur serta berbagai pihak untuk turun ke lapangan mengevakuasi para korban. Longsor disebabkan hujan deras disertai angin kencang yang terjadi sejak Sabtu (03/04/2021) hingga Minggu.

Selain longsor, hujan deras juga mengakibatkan sejumlah wilayah di daerah itu terendam banjir.

Korban meninggal dilaporkan paling banyak terjadi di wilayah Desa Lamanele, Kecamatan Ile Boleng. Selain korban meninggal, diperkirakan masih ada puluhan orang yang dilaporkan hilang.

Ratusan orang terlibat dalam upaya penyelamatan, tetapi distribusi bantuan dan bantuan terhambat oleh pemadaman listrik, jalan yang diblokir dan terpencilnya daerah yang dikelilingi oleh air berombak dan gelombang tinggi, kata Juru Bicara Badan Penanggulangan Bencana Nasional, Raditya Jati.

Pihak berwenang masih mengumpulkan informasi tentang jumlah korban dan kerusakan di daerah yang terkena dampak.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU