> >

Kelaparan dan Gaji Tidak Dibayarkan, ART Kabur dari Rumah Majikan lalu Cari Makan di Tong Sampah

Peristiwa | 17 Februari 2021, 14:55 WIB
Ilustrasi kekerasan. (Sumber: komnasperempuan.go.id)

PROBOLINGGO, KOMPAS.TV – ART  di Probolinggo kabur dari rumah majikan karena kelaparan dan gajinya tidak dibayarkan. Bahkan, saking laparnya ART tersebut mengais makanan di tong sampah.

Pariyem (44), seorang asisten rumah tangga di Kelurahan Tisnonegaran, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo kabur dari rumah majikannya.

Baca Juga: Demi Dapat Harta Karun, Anak Dorong Ibunya ke Lubang untuk Tumbal, Ternyata Hanya Dibohongi Dukun

Pariyem kabur dengan melompat keluar rumah majikan. Ia tak kuasa menahan rasa lapar karena tak diberi makan oleh majikan.

Majikannya adalah pasangan suami istri U dan M. Rumah yang ditempati U dan M milik seorang pengusaha.

Plh Kapolsek Mayangan AKP Suharsono menceritakan, peristiwa itu terjadi pada Selasa (16/2/2021) dini hari.

Baca Juga: Karena Dendam! Seorang Preman di Cileunyi Dibunuh

Warga sekitar melihat Pariyem melompat dari lantai dua rumah majikannya dan berjalan menuju tong sampah tak jauh dari rumah majikannya. Dia mengais sisa makan dari tong sampah dekat Pizza Hut.

“Dia melompat karena mencari makanan dan kelaparan. Karena curiga, warga lalu menggali informasi kepada Pariyem. Pariyem menceritakan bahwa dia kelaparan saat bekerja di rumah majikannya sehingga kerap mencari sisa makanan di tong sampah. Serta gajinya sebagai pembantu salama bertahun-tahun juga lama tidak diberikan,” kata Suharsono, dilansir dari Kompas.com, Rabu (17/2/2021).

Baca Juga: Unggah Gaji ke Medsos, Dinas Pendidikan Pertemukan Guru Honorer dan Pihak Sekolah

Tak lama, Pariyem bersama anaknya berusia 12 tahun yang juga tinggal di rumah majikannya, pergi ke rumah anak tirinya di Kelurahan Wiroborang, Kecamatan Mayangan.

Suharsono lalu mengatakan Babinkamtibmas dan forkopimka lalu melakukan mediasi antara Pariyem dan pihak U dan M.

Kedua belah pihak sepakat berdamai dan menyelesaikannya secara kekeluargaan. U juga telah membayar gaji Pariyem yang sebelumnya belum dibayarkan sekitar Rp 12 juta lebih.

Baca Juga: Buang Limbah Medis di TPA, DLH Tegur RS Urip Sumoharjo

Gaji itu disebut bukannya tidak diberikan, melainkan ditabungkan oleh U agar Pariyem punya tabungan.

“Kedua belah pihak sepakat, sudah tak ada masalah. Semuanya selesai saat mediasi itu. Ada hitam di atas putih,” kata Suharsono.

Meski sudah berdamai, namun, pada Selasa (16/2/2021) malam, lanjut Suharsono, sejumlah warga mendatangi Pariyem di Kelurahan Wiroborang, dan membawa Pariyem ke Mapolres Probolinggo Kota.

Baca Juga: Rekonstruksi Pembunuhan Wanita Dalam Lemari, Pelaku Perankan 14 Adegan

Para warga mengajak Pariyem untuk melaporkan U atas kasus dugaan Kekerasaan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Karena, Pariyem mengaku mendapatkan perlakuan kekerasan saat bekerja di rumah majikannya tersebut.

Laporan ke Polres, menurut Suharsono, bukan inisiatif Pariyem. Warga yang datang beramai-ramai ke rumah Pariyem, meminta Pariyem lapor ke polisi.

Baca Juga: Ajak Nonton Film Porno, Guru di Cianjur Cabuli 5 Murid Madrasah

“Ketua RT yang laporan itu. Pariyem mengaku takut karena didatangi warga, sehingga berangkat dan laporan ke Polres. Yang dilaporkan kasus KDRT. Biasanya keluarga yang laporan, tapi ini warga yang laporan bersama Pariyem,” ujar Suharsono. 

Laporan tersebut sudah diterima oleh Polsek Mayangan.

Penulis : Rizky-L-Pratama

Sumber : Kompas TV

Tag

TERBARU