> >

Sedih, Pengungsi Gempa di Majene Meninggal karena Kedinginan, Bantuan Minim!

Peristiwa | 20 Januari 2021, 17:46 WIB
Ilustrasi: Kerusakan akibat gempa berkekuatan M6,2 di Sulawesi Barat. (Sumber: BNPB)

MAMUJU, KOMPAS.TV - Korban bencana di Sulawesi Barat (Sulbar) bertambah lagi pada Selasa (19/1/2021) subuh.

Dialah Nurbiah (53) yang meninggal dunia dalam tenda pengungsian di Desa Totolisi Sendana, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, Sulbar.

Kepala Desa Totolisi Sendana Suardi mengatakan, sebelum meninggal, ibu 5 anak tersebut mengeluh kedinginan dan batuk.

Baca Juga: Gempa Susulan Kembali Terjadi di Majene, 6 Desa Kini Terisolasi

"Saya sempat berkunjung ke tendanya bilang apa keluhannya bu, dia bilang batuk-batuk kayak demam begitu," ujar Suardi dikutip dari Kompas.com, Rabu (20/1/2021) siang.

Suardi menuturkan, sebelum Nurbiah meninggal, bantuan medis yang datang ke posko pengungsian warga hanya berupa obat-obatan.

Baru kemarin, kata Suardi, ada petugas medis dari puskesmas yang mendatangi desanya setelah dia bersurat memberikan data pengungsi yang tidak sehat.

Selain bantuan medis yang minim, bantuan logistik untuk para pengungsi di Desa Totolisi juga sangat minim.

Suardi menyebut bantuan rutin hanya diberikan oleh keluarga para pengungsi.

Sementara bantuan dari pemerintah sangat minim. Padahal seluruh warganya mengungsi dengan total 530 KK.

"Saya terima kemarin hanya 1 kuintal beras dan mi. Tapi itu pun sudah habis. Jadi saya mohon semoga ada lagi bantuan," ucap Suardi.

Baca Juga: Jokowi Pastikan Rumah Roboh Akibat Gempa Mamuju dan Majene Diganti Rp 50 Juta

Diketahi, Gempa berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, dan sekitarnya pada Jumat (15/1/2021) sekitar 01.28 WIB.

Sebelumnya, pada Kamis (14/1/2021) sekitar 13.35 WIB, Majene juga diguncang gempa dengan kekuatan magnitudo 5,9.

Hingga kini tercatat ada 90 orang tewas akibat tertimpa reruntuhan gempa dan ratusan rumah dan gedung perkantoran roboh.

 

Penulis : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU