> >

Kemendikbudristek Sebut 1 dari 3 Siswa di Indonesia Berpotensi Alami Perundungan

Edukasi | 20 Oktober 2023, 15:44 WIB
Ilustrasi. Sebanyak 36,31 persen atau satu dari tiga peserta didik (siswa) di Indonesia berpotensi mengalami perundungan atau bullying. (Sumber: Pixabay)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sebanyak 36,31 persen atau satu dari tiga peserta didik (siswa) di Indonesia berpotensi mengalami perundungan atau bullying.

Jumlah tersebut diketahui berdasarkan hasil asesmen nasional tahun 2022 yang disampaikan Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Rusprita Putri Utami.

“Kasus perundungan maupun kekerasan lainnya yang terjadi di sekolah sudah sangat memprihatinkan,” kata dia di Jakarta, Jumat (20/10/2023), dikutip Antara.

Sejak 2021, kata dia, Puspeka telah bekerja sama dengan UNICEF Indonesia untuk melaksanakan bimbingan teknik (bimtek) Roots pada 10.708 satuan pendidikan, termasuk melatih 20.101 fasilitator guru, dan membentuk 51.370 siswa agen perubahan.

Baca Juga: Ketua Fraksi Demokrat DPR RI Ibas: Stop Bullying di Lingkungan Sekolah, Perlu Pendidikan Karakter

Pihaknya menargetkan pelaksanaan bimtek Roots secara luring dan daring pada 2.750 satuan pendidikan jenjang SMP, SMA, dan SMK pada tahun 2023.

Selain itu, menargetkan pelaksanaan refreshment pada 180 fasilitator nasional.

Dijelaskan, Roots merupakan program pencegahan kekerasan, khususnya perundungan.

Dalam dua tahun pelaksanaannya, program ini telah mendorong 34,14 persen satuan pendidikan membentuk tim pencegahan kekerasan.

Salah satu provinsi yang mendapat apresiasi Kemendikbudristek dalam upaya mencegah terjadinya kekerasan di lingkungan pendidikan adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut), terutama Dinas Pendidikan Provinsi Sumut.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Antara


TERBARU