Rangkuman Kronologi Sejarah Peristiwa Rengasdengklok 16 Agustus 1945: Awal Mula dan Tokoh-tokohnya
Edukasi | 15 Agustus 2023, 15:02 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Jelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan Indonesia Tahun 2023, tidak ada salahnya untuk kembali mengenang peristiwa Rengasdengklok yang terjadi pada 16 Agustus 1945.
Peristiwa Rengasdengklok tidak kalah penting bagi Kemerdekaan Indonesia. Jika tidak ada peristiwa ini, belum tentu Indonesia bisa merdeka pada 17 Agustus 1945.
Pada dasarnya, peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda antara lain Sukarni, Wikana, Aidit, dan Chaerul Saleh terhadap Soekarno dan Hatta.
Berikut rangkuman singkat kronologi sejarah peristiwa Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 dan tokoh-tokohnya, dilansir dari Gramedia, Selasa (15/8/2023).
Baca Juga: 5 Fakta Rengasdengklok, Wilayah Indonesia yang Pertama Kali Merdeka dan Bendera Merah Putih Berkibar
Sejarah Peristiwa Rengasdengklok
Awal mula peristiwa Rengasdengklok tidak terlepas dari kondisi kedudukan Jepang dalam perang Asia Pasifik mulai terdesak sekitar akhir tahun 1943.
Saat kondisi terimpit itu, Jepang berusaha meraih dukungan dari rakyat Indonesia dengan memberikan janji kemerdekaan yang dikenal dengan Janji Koiso.
Janji Kaiso adalah pernyataan yang disampaikan Perdana Menteri Jepang Kuniaku Koiso pada 7 September 1944 dalam sidang istimewa Teikoku Henkai ke-85 di Tokyo.
Namun, saat itu, janji Jepang hanya janji semata. Soekarno pun marah yang akhirnya membuat Jepang membentuk satu badan yang bertugas mempersiapkan dan merancang berdirinya negara yang merdeka dan berdaulat.
Pada 26 April 1945, badan itu, Dokoritsu Zyumbi Coosakai atau Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 7 Agustus 1945 dibentuk.
Baca Juga: Peristiwa Rengasdengklok Sebelum Kemerdekaan: Saling Bentak Soekarno dan Para Pemuda
Di satu sisi, Jepang terus kalah dari tentara Sekutu. Puncaknya ketika Amerika Serikat berhasil melakukan pengeboman dua kota di Jepang yakni di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus 1945.
Akibat dari peristiwa pengeboman tersebut, kondisi politik dan ekonomi di Jepang tentu saja melumpuh seketika.
Hal tersebut akhirnya memaksa pihak Jepang menyerah tanpa syarat kepada pihak Sekutu pada 14 Agustus 1945.
Dengan adanya Jepang menyerah tanpa syarat tersebut juga berpengaruh pada bangsa Indonesia berupa kekosongan kekuasaan (Indonesia sebelumnya dikuasai oleh pihak Jepang).
Berita mengenai kekalahan Jepang terhadap pihak Sekutu akhirnya sampai ke telinga kalangan pemuda bangsa Indonesia di kota Bandung.
Mereka mendengar berita kekalahan tersebut melalui siaran radio BBC (British Broadcasting Corporation).
Golongan muda itu terdiri atas Wikana, Sukarni, Sayuti Melik, Yusuf Kunto, Iwa Kusuma, Chaerul Saleh, dan Singgih langsung menemui Soekarno dan Hatta di Jalan Pegangsaan Timur No.56.
Baca Juga: 5 Peristiwa Penting 16 Agustus: Peristiwa Rengasdengklok, Momen Sejarah Sehari Jelang Kemerdekaan
Di sana, anak muda menunjuk Sutan Syahrir sebagai perwakilan golongan muda dengan meminta supaya Bung Karno dan Bung Hatta segera melakukan proklamasi kemerdekaan.
Namun, Bung Karno tidak menyetujui ide tersebut. Beliau berpikir bahwa proklamasi Indonesia perlu dibicarakan terlebih dahulu dalam rapat PPKI.
Golongan anak muda yang tengah terbakar semangat kemerdekaan itu akhirnya berdiskusi dengan beberapa anggotanya.
Diskusi tersebut menghasilkan keputusan berupa perlu dilakukannya pengasingan terhadap Soekarno dan Hatta agar terhindar dari segala pengaruh pihak Jepang.
Pada 16 Agustus 1945 pukul 04.30 dini hari, golongan anak muda bersama salah satu anggota PETA berhasil menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke wilayah Rengasdengklok.
Di Rengasdengklok, Bung Karno dan Bung Hatta dijaga oleh Komandan Kompi PETA yakni Cudanco Subeno.
Di sana, golongan anak muda berusaha meyakinkan Bung Karno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.
Sementara itu, di Jakarta terjadi pula diskusi antara golongan muda dan golong tua.
Di golongan tua terdapat beberapa tokoh besar antara lain Ahmad Subardjo dengan beberapa anggota BPUPKI dan PPKI.
Dalam perundingan antara golongan muda dan golongan tua tersebut diperolehlah kesepakatan bahwa proklamasi kemerdekaan akan dan harus dilaksanakan di Jakarta.
Baca Juga: 10 Pahlawan Nasional Pejuang Kemerdekaan, Wajib Tahu di HUT ke-78 RI 17 Agustus
Akhirnya setelah proses perundingan antara tokoh-tokoh besar tersebut, Bung Karno dan Bung Hatta bersedia untuk menyatakan kemerdekaan setelah kembali ke Jakarta.
Maka setelah perundingan memperoleh hasil yang diinginkan, Yusuf Kunto dari golongan muda mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok.
Kemudian, mereka bersama-sama menjemput Bung Karno dan Bung Hatta untuk kembali ke Jakarta.
Ahmad Soebardjo bahkan telah memberikan jaminan bahwa proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia akan diumumkan pada keesokan harinya yakni pada 17 Agustus 1945.
Pada malam hari di tanggal 16 Agustus 1945, penyusunan naskah proklamasi dilakukan.
Musyawarah tersebut dilakukan di rumah Laksamana Maeda, seorang kepala perwakilan Angkatan Laut Jepang, yang terletak di Jalan Imam Bonjol No.1 Jakarta.
Baca Juga: Persiapan Upacara 17 Agustus di Istana Kepresidenan, Libatkan TNI-Polri Hingga Pasukan Berkuda
Naskah proklamasi yang ditulis tangan oleh Soekarno dan telah disepakati kemudian diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik miliknya.
Keesokan harinya, 17 Agustus 1945, proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dibacakan di tempat kediamanan Bung Karno yang terletak di Jalan Pegangsaan Timur No.56 Jakarta, tepat pukul 10.00 WIB.
Tokoh-Tokoh Peristiwa Rengasdengklok
1. Sukarni
2. Chaerul Saleh
3. Wikana
4. Sayuti Melik
5. Sutan Sjahrir
6. Latif Hendraningrat
7. Achmad Soebardjo
8. Adam Malik Batubara
9. Laksamana Maeda
Demikian rangkuman singkat peristiwa Rengasdengklok dan beberapa tokoh-tokohnya yang penting harus diketahui.
Penulis : Dian Nita Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV, Gramedia