> >

Inilah 12 Bintang Dunia yang Pernah Bermain di Liga Indonesia

Kompas sport | 5 April 2020, 15:48 WIB
Michael Essien saat masih membela Persib Bandung. (Sumber: HERKA YANIS/BOLASPORT)

KOMPAS.TV - Liga Indonesia bukanlah liga yang penuh gemerlap di mata dunia. Tapi sejumlah bintang-bintang yang sempat besar di kompetisi Eropa sempat bermain di sini.

Nama-nama seperti legenda Argentina, Mario Kempes hingga mantan gelandang Chelsea, Michael Essien sempat berlaga di kompetisi Tanah Air.

Baca Juga: Pasca-Wander Luiz Dinyatakan Positif Corona, Tim Persib Bandung Lakukan Karantina Mandiri

Apalagi di Liga 1 2017, penggunaan Marquee Player sempat diberlakukan sehingga klub-klub bisa menarik pemain dengan nama besar.

Baca Juga: PSSI Hentikan Liga 1 dan Liga 2 hingga Waktu yang Tak Ditentukan

Berikut ini, Kompas.tv merangkum bintang-bintang dunia yang pernah memperkuat klub di Liga Indonesia.

1. Mario Kempes

Sosok Mario Kempes tak bisa dilepaskan dari kesuksesan Argentina menjuarai Piala Dunia 1978. Kala itu, dia mencetak 6 gol dengan tiga kali brace.

Kempes sempat bermain untuk Valencia dan River Plate. Dia datang ke Indonesia di usia 40 tahun dengan membela Pelita Jaya. Meski sudah uzur, Kempes masih mampu mencetak 10 gol dari 15 laga.

2. Roger Milla

Penyerang Kamerun, Roger Milla, menggegerkan dunia setelah memutuskan kembali dari masa pensiun di usia 38 tahun dan membela negaranya di Piala Dunia 1990.

Kala itu dia mencetak 4 gol, dan membawa The Indomitable Lions ke babak perempat final serta menjadi tim Afrika pertama yang bisa melakukannya.

Milla bergabung dengan Pelita Jaya pada 1994/1995, di sana dia mampu membukukan 13 gol dari 24 laga. Mantan pemain AS Monaco itu kemudian berlaga dengan Putra Samarinda setahun kemudian dan kembali pensiun.

3. Vata Matanu Garcia

Vata Matanu Garcia besar ketika membela Benfica di musim 1988 hingga 1991. Dia salah satu penggawa As Aguias saat menjadi runner-up Piala Champions 1989/1990.

Mantan pemain Timnas Angola tersebut kemudian bergabung dengan Gelora Dewata pada 1994. Kala itu, dia mampu mencetak 21 gol dan menjadi pencetak gol terbanyak kedua Liga Indonesia 1 di bawah Dejan Glusevic (30 gol/Mastrans Bandung Raya).

4. Lee Hendrie

Lee Hendrie merupakan mantan penggawa lini tengah Aston Villa di Premier League. Dia kemudian bermain di Indonesia pada 2011.

Kala itu, Lee Hendrie bergabung dengan klub Indonesia Premier League (IPL) Bandung FC. Setelah bermain 16 kali dan mencetak 3 gol, dia tak melanjutkan kariernya di Tanah Air karena IPL dihentikan.

Hendrie kemudian mengungkapkan penyesalannya bermain di Indonesia. Dia akhirnya kembali ke Inggris dan bermain di klub non-liga seperti Kidderminster Harries, Tamword dan Highgate United.

5. Marcus Bent

Marcus Bent sempat memiliki peran penting di Ipswich Town dan Everton. Namun, seringnya dia berpindah klub mendaratkannya di Indonesia.

Bent bergabung dengan Mitra Kukar pada 2011. Sayangnya, dia hanya mampu membuat 4 gol dari 11 pertandingan. Manajemen Mitra Kukar pun kemudian melepasnya.

6. Eric Djemba-Djemba

Eric Djemba-Djemba diyakini memiliki masa depan cerah saat membela Nantes 2001 hingga 2003. Manchester United kemudian mendatangkannya pada 2003.

Sayang, dia kemudian didepak karena performanya stagnan. Setelah sempat bermain di India dengan Chennaiyin, Djemba-Djemba kemudian bergabung dengan Persebaya Surabaya pada 2014.

Sayang, belum sempat berlaga dengan Persebaya untuk musim 2015, kompetisi Indonesia Super Liga dihentikan oleh Menpora Imam Nahrawi.

7. Michael Essien

Nama Michael Essien tak bisa dilepaskan dari masa keemasan Chelsea. Bersama The Blues, Essien turut serta memberikan dua gelar Premier League serta satu gelar Liga Champions.

Dia pun kemudian bergabung dengan klub raksasa Italia, AC Milan pada 2013. Essien bergabung dengan Persib Bandung pada 2017.

Kala itu, dia menjadi Marquee Player. Setelah bermain semusim dengan Maung Bandung, Essien pun dilepas pada 2018, dan bergabung dengan klub Azerbaijan, Saball.

8. Julien Faubert

Real Madrid membuat kejutan dengan mendatangkan Julian Faubert dari Real Madrid pada 2009, dengan status pinjaman.

Di klub tersebut, pemain asal Prancis itu hanya menjadi pemanas bangku cadangan. Hal itu teranyata tak berpengaruh dengan keputusan Borneo FC untuk mendatangkannya pada 2018.

Namun, dia hanya bermain setengah musim. Dia kemudian dilepas Pesut Etam pada pertengahan 2018, setelah hanya bermain 16 kali.

9. Didier Zokora

Didier Zokora merupakan mantan pemain Tottenham Hotspur dan Sevilla. Pada 2017, dia bergabung dengan Semen Padang.

Kala itu, dia menjadi Marquee Player Kabau Sirah. Namun, dia kesulitan beradaptasi dengan sepak bola Indonesia dan hanya bermain 11 kali.

Semen Padang menjadi klub terakhir Zokora sebagai pemain. Dia kini menjadi asisten pelatih klub Pantai Gading, AFAD Djekanou.

10 Peter Odemwingie

Keputusan Madura United mendatangkan Peter Odemwingie pada Liga 1 2017 tidaklah salah. Pemain Nigeria itu menjadi tumpuan gol Laskar Sapeh Kerab.

Dia sukses membukukan 15 gol dan membawa Madura United menempati posisi keenam klasemen akhir Liga 1 2017. Sayang, Odemwingie memutuskan hengkang ketika kontraknya habis.

Sebelum membala Madura United, Odemwingie mengjadi andalan Lokomotiv Moskow dan West Brom. Dia juga sempat memperkuat Stoke City dan Cardiff City.

11. Mohamed Sissoko

Mohamed Sissoko sempat memperkuat klub besar dunia seperti Valencia, Liverpool, Juventus dan Paris Saint-Germain (PSG).

Pemain asal Mali ini kemudian bergabung dengan Mitra Kukar sebagai Marquee Player Liga 1 2017. Dia bermain selama semusim bersama Naga Mekes, sebelum kemudian bergabung dengan klub Meksiko Atletico San Luis.

12. Carlton Cole

Penyerang asal Inggris, Charlton Cole merupakan mantan pemain binaan Chelsea dan sempat menjadi andalan West Ham United.

Dia juga tujuh kali membela timnas Inggris. Cole bergabung dengan Persib Bandung bersama Michael Essien.

Sayang, performanya dengan Maung Bandung tidaklah apik. Dia gagal membuat gol dari lima pertandingan. Kontrak Cole pun diputus oleh Persib pada Agustus 2017.

Penulis : Haryo-Jati

Sumber : Kompas TV


TERBARU