> >

Indonesia Gagal di Piala Dunia U17 2023, Mantan Pemain: Tak Perlu Ada Bully

Sepak bola | 19 November 2023, 17:32 WIB
Mantan pemain Timnas Indonesia, Trimur Vedhayanto (kanan), merasa sangat prihatin dengan berbagai cacian yang diluapkan kepada skuad Garuda Muda usai gagal melaju ke babak 16 Piala Dunia U17 FIFA Indonesia 2023. (Sumber: PSSI)

SOLO, KOMPAS.TV - Mantan pemain Timnas Indonesia, Trimur Vedhayanto, merasa sangat prihatin dengan berbagai cacian yang diluapkan kepada skuad Garuda Muda usai gagal melaju ke babak 16 Piala Dunia U17 FIFA Indonesia 2023.

Trimur yang sempat menimba ilmu di Italia bersama PSSI Baretti itu mengatakan, serangan yang marak terjadi di media sosial sangat berbahaya bagi mental para pemain Timnas U17. 

"Saya berharap, rekan-rekan media dan masyarakat selalu memberikan support adik-adik timnas U17. Mereka punya talenta yang bagus. Semoga ke depannya bisa menjaga mereka agar punya mental yang kuat," kata Trimur di Pusat Informasi Piala Dunia U17 FIFA Indonesia 2023 di Hotel Solia Zigna Kampung Batik, Solo, Minggu (19/11/2023).

Trimur menjelaskan, para pemain muda membutuhkan dukungan dari banyak pihak di tengah situasi sulit semacam ini. Motivasi diperlukan agar mereka bisa kembali bangkit dan melanjutkan proses panjang menjadi pesepak bola.

"Setelah mereka gagal, jangan langsung diserang. Dan, tak perlu ada bully-an. Buat apa melakukan hal-hal seperti itu. Saya berharap kita semua bisa memberi motivasi untuk pemain Timnas U17. Dengan demikian anak-anak ini selalu termotivasi agar terus melanjutkan prosesnya menjadi pemain profesional," ujarnya.

Baca Juga: Nasib Timnas Indonesia di Piala Dunia U17 di Ujung Tanduk, Media Vietnam: Akhir Menyedihkan

Penggunaan media sosial, menurut Trimur, juga harus diperhatikan para pemain. Pasalnya, datangnya tekanan saat ini memang lebih banyak berasal dari dunia maya. Oleh karena itu, pelatih harus lebih bijak mengatur para pemain dalam menggunakan sosial media.

"Pemain harus pintar-pintar dalam menggunakan media sosial. Ini dilakukan untuk menghindari komentar-komentar yang menyakitkan. Zaman dulu, kami paling hanya diteriakin di lapangan saja. Setelah itu sudah lupa," kata Trimur.

"Kalau zaman sekarang kan berbeda. Jejak digital itu akan terus ada. Oleh karena itu, hal-hal di medsos tak perlu terlalu digubris. Sepak bola kan hanya soal menang atau kalah. Kalau kalah, ya berlatih dan belajar lagi. Begitulah proses pesepakbola," ujar dia menambahkan.

Dari segi kualitas, Trimur mengakui bahwa kemampuan pemain-pemain era sekarang tak jauh berbeda dengan di eranya. Hanya saja, aspek yang masih butuh ditingkatkan lagi ialah mentalitas.

Penulis : Kiki Luqman Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU