> >

Suporter Liverpool Cemooh Lagu Kebangsaan Inggris Raya di Final Piala FA, Mengapa?

Kompas sport | 15 Mei 2022, 03:30 WIB
Suporter Liverpool berselebrasi di tribun Wembley usai timnya menjuarai Piala FA 2021/22 dengan mengalahkan Chelsea via adu penalti, Sabtu (14/5/2022). Suporter Liverpool dilaporkan mencemooh lagu kebangsaan Inggris Raya jelang pertandingan dimulai. (Sumber: Ian Walton/Associated Press)

LONDON, KOMPAS.TV - Final Piala FA 2021/22 antar Chelsea vs Liverpool di Stadion Wembley, London, sempat diwarnai cemoohan terhadap lagu kebangsaan Inggris Raya. Sebelum pertandingan dimulai, Sabtu (14/5/2022), suporter Liverpool nyaring mencemooh lagu “God Save the Queen” ketika dikumandangkan.

Sebagaimana diwartakan Daily Star, teriakan “boo” nyaring terdengar dari tribun suporter Liverpool ketika “God Save the Queen” diperdengarkan di Wembley.

Sebagai konteks, Inggris Raya punya tradisi memperdengarkan lagu kebangsaan dalam setiap final kompetisi domestik yang digelar di Wembley, termasuk final Piala FA edisi kali ini.

Ulah suporter Liverpool tersebut kemudian menuai pro-kontra di kalangan warganet. Tak sedikit yang menganggap tindakan suporter The Reds “kurang ajar”. Namun, tak sedikit juga yang membela mereka.

Baca Juga: Hasil Final Piala FA 2021-2022: Liverpool Berhasil Menang Lewat Drama Penalti

Selain mencemooh lagu kebangsaan Inggris Raya, suporter Liverpool juga dilaporkan meneriakkan nyanyian “Fuck the Tories”, menghardik golongan Konservatif yang berkuasa di London saat ini.

Mengapa suporter Liverpool mencemooh “God Save the Queen”?

Bukan kali ini saja suporter Liverpool mengejek lagu kebangsaan negara mereka sendiri. Pada kesempatan-kesempatan sebelumnya, suporter The Reds kerap menolak untuk menghormati lagu kebangsaan Inggris Raya.

Mengapa demikian? Terdapat sejumlah alasan mengapa suporter Liverpool FC atau warga Liverpool enggan mengidentikkan diri dengan lagu kebangsaan Inggris Raya.

Sebagaimana disarikan Liverpool Echo, alasan suporter Liverpool mencemooh lagu kebangsaan Inggris Raya bisa dilacak hingga periode 1980-an.

Warga Liverpool disebut semakin mengambil jarak dari identitas nasional Inggris Raya karena menganggap pemerintah Konservatif “memundurkan” kota itu secara sengaja. 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU