> >

Semar Wulu, Ritual Persatuan Dukun agar Kutukan Spesialis Runner-Up Timnas Berakhir di Piala AFF

Kompas sport | 31 Desember 2021, 09:30 WIB
ilustrasi seorang dukun. Para dukun nusantara (Perdunu) lakukan ritual semar wulu agar timnas juara AFF 2020 (Sumber: kompas)

BANYUWANGI, KOMPAS.TV – Meski kans timnas Indonesia terbilang tipis usai kalah empat gol tanpa balas di leg pertama lawan Thailand Final Piala AFF 2020 di Singapura, aliansi para dukun yang tergabung dalam Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) berharap Indonesia juara AFF lewat ritual 'Semar Wulu'.

Apa itu 'Semar Wulu'?

Ritual 'Semar Wulu' ini merupakan ritual khusus yang dilakukan persatuan dukun  agar timnas bisa menang dan juara. Indonesia diketahui punya semacam ‘kutukan’ selalu menjadi runner-up dalam ajang tertinggi sepak bola Asia Tenggara.

Bayangkan saja, gelaran AFF 2020 ini merupakan kali keenam Indonesia menapaki final. Jika kali ini gagal lagi, maka bisa bisa dikatakan kutukan spesialis runner-up Piala AFF bagi timnas terus berlanjut.

Para dukun ini berharap hal itu tidak terjadi. Mereka berharap Indonesia bisa juara dengan mengalahkan lawannya, tim Gajah Putih Thailand yang merupakan raja asia tenggara.

Baca Juga: Timnas Indonesia Belum Menyerah di Piala AFF 2020, Asnawi: It Is Not Over!

Ritual Semar Wulu, Ritual Khusus Para Dukun agar Timnas Juara AFF

Ketua Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) Abdul Fatah Hasan mengatakan, pihaknya menyelenggarakan ritual khusus bernama 'Semar Wulu'.

Ritual 'Semar Wulu' ini dimulai saat matahari mulai terbenam. Ritual khusus itu tidak diperlihatkan kepada publik umum.

Abdul Fatah mengatakan, ritual 'Semar Wulu' hanya dilaksanakan sembilan orang pengurus inti di dalam Kedaton, sebutan untuk kantor sekretariat mereka.

“(Ritual) itu tidak bisa dipublikasikan karena memang ada bacaan-bacaan yang memang itu tidak untuk konsumsi publik. Selesai itu salat Magrib, lalu menyampaikan doa-doa umum harapan-harapan kita bahwa untuk Timnas ini bisa menang," kata Fatah seperti dikutip dari kompas.com.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU