> >

Kecerdikan Pelatih Jadi Penentu Kemenangan pada Leg Kedua Semifinal Piala AFF 2020

Kompas sport | 25 Desember 2021, 20:57 WIB
Akmal Marhali menyebut pemenang pertandingan semifinal leg kedua Piala AFF 2020 sangat tergantung pada kecerdikan pelatih masing-masing tim dalam mengatur strategi. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemenang pertandingan semifinal leg kedua Piala AFF 2020 sangat tergantung pada kecerdikan pelatih masing-masing tim dalam mengatur strategi. Sebab dari sisi kekuatan, kedua tim seimbang.

Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali mengatakan, penampilan timnas Indonesia di Piala AFF kali ini sangat mengejutkan, karena Indonesia tidak diunggulkan.

Dia mencontohkan, pada babak penyisihan grup, Indonesia ada di unggulan ketiga di bawah Vietnam dan Malaysia.

“Tapi faktanya Indonesia tampil luar biasa. Indonesia adalah tim yang paling produktif di Piala AFF kali ini, dengan total 14 gol, mengalahkan Thailand bahkan untuk jumlah golnya,” jelasnya dalam Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Sabtu (25/12/2021).

Baca Juga: Pengamat Sepak Bola: Indonesia dan Singapura Sama-Sama Tahu Kelebihan dan Kekurangan Lawan

Kemudian, secara permainan, Indonesia juga sangat menarik. Sebab, dari lima pertandingan, pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-Yong menggunakan lima skema yang berbeda.

Yang menarik lagi, lanjutnya, Indonesia membawa empat kiper dan tiga kiper sudah dimainkan. Artinya Indonesia sebenarnya secara komposisi pemain memiliki kualitas yang sama antara pemain utama dan cadangan.

“Tinggal bagaimana Shin Tae-Yong cerdik dalam mengatur pemain-pemain di pertandingan-pertandingan penting, seperti pertandingan malam ini.”

Meski demikian, dia melihat ada yang harus dievaluasi oleh pelatih dan pemain timnas Indonesia dari leg pertama.

Di antaranya adalah soal stamina yang menurun karena padatnya jadwal, kemudian krosing yang lemah, dan pola yang kurang tepat ketika memainkan tiga bek di belakang berhadapan dengan Singapura.

“Menariknya lagi, di pertandingan malam hari ini kedua tim memainkan pola yang sama juga, di mana Shin Tae-Yong akan memainkan 5-4-1, Singapura akan memainkan 4-1-4-1,” lanjutnya.

“Menurut saya, secara materi kedua tim ini berimbang. Tinggal adu cerdik, siapa pelatih yang mampu mengatur taktik dan strategi terbaik, itulah yang akan memenangkan permainan.”

Mengenai keengganan Shin Tae-Yong untuk adu penalti, Akmal berpendapat, hal itu disebabkan Shin Tae-Yong memang tidak menyiapkan pasukannya untuk adu penalti.

Shin Tae-Yong, kata Akmal, sangat yakin bisa menyelesaikan selama 90 menit.

Alasan lain adalah menyelesaikan pertandingan 90 menit sangat berbeda dengan kemenagan lewat adu penalti.

“Menang dalam waktu 90 menit akan membuat mentalitas pemain meningkat menghadapi partai final.”

Sedangkan jika adu penalti, selain fisik terkuras, adu penalti terkadang merupakan untung-untungan. Di mana tim yang lebih siap secara mental dan punya keberuntungan, itulah yang memenangkan pertandingan.

Baca Juga: Dua Pengamat Sepak Bola Soroti Kompetisi yang Bergulir di Tanah Air

Meski menyebut kekuatan kedua tim seimbang, Akmal juga mengakui bahwa jika melihat dari 10 pertandingan terakhir antara Indonesia-Singapura, tim Singapura lebih diuntungkan.

“Singapura menang lima kali, tiga kali imbang, dan Indonesia hanya mampu dua kali menang di piala AFF pada 2021 dan 2016,” ucapnya.

Terlebih, Piala AFF merupakan event spesial untuk tim Singapura yang disebutnya sebagai tim spesialis turnamen.

“Lima kali sejauh ini Singapura lolos ke semifinal, empat kali diakhiri dengan gelar juara. Artinya, AFF ini bisa dikatakan turnamen spesial buat Singapura.”

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU