> >

Lewis Hamilton Tidak Merasa Nyaman Balapan F1 di Arab Saudi, Ada Apa?

Kompas sport | 4 Desember 2021, 02:14 WIB
Pembalap Mercedes-AMG, Lewis Hamilton tidak merasa nyaman menjalani balapan F1 di Arab Saudi. (Sumber: AP Photo)

JEDDAH, KOMPAS.TV - Pembalap Mercedes Lewis Hamilton merasa tidak nyaman menjalani balapan F1 Grand Prix Arab Saudi akhir pekan ini.

Arab Saudi akan menjadi tuan rumah balapan F1 untuk pertama kalinyanya akhir pekan ini di sirkuit baru, Jeddah Corniche Circuit, yang terletak di kota pesisir Jeddah.

Masuknya GP Arab Saudi ke kalender balap F1 dituding sebagai pengalihan isu dari pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di negara tersebut oleh kelompok pembela HAM.

Hamilton yang peduli tentang isu-isu HAM sempat menyuarakan keprihatinannya saat balapan di Bahrain dan Qatar merasa tidak nyaman untuk menjalani balapan di Arab Saudi.

“Seperti yang saya katakan pada balapan terakhir (di Qatar), saya merasa bahwa olahraga dan kami berkewajiban untuk mencoba membantu meningkatkan kesadaran akan masalah-masalah tertentu yang telah kami lihat, khususnya hak asasi manusia di negara-negara yang akan kami tuju," kata Hamilton dikutip dari ESPN.

"Dengan rasa hormat yang setinggi-tingginya kepada semua orang yang ada di sini - sejauh ini saya mendapat sambutan hangat dari semua orang di lapangan - saya tidak bisa berpura-pura menjadi yang paling berpengetahuan atau memiliki pemahaman terdalam tentang seseorang yang tumbuh di komunitas di sini yang sangat dipengaruhi oleh aturan dan rezim tertentu," lanjutnya.

"Apakah saya merasa nyaman di sini? Saya tidak akan mengatakan saya nyaman," ungkapnya.

"Tapi itu bukan pilihan saya untuk berada di sini, olahraga telah mengambil pilihan untuk berada di sini. Apakah itu benar atau salah, sementara kita masih di sini, saya merasa penting bagi kita untuk mencoba meningkatkan kesadaran."

Baca Juga: F1 GP Americas 2021 Makin Panas, Verstappen Acungkan Jari Tengah ke Hamilton

Hamilton berencana untuk kembali mengenakan desain bendera Progress Pride di helmnya pada balapan akhir pekan ini untuk meningkatkan kesadaran tentang hukum terhadap hubungan sesama jenis di Arab Saudi, yang menurut laporan kelompok hak asasi manusia Amnesty International dapat dihukum dengan cambuk dan penjara.

"Saya akan memakainya lagi di sini dan balapan berikutnya (di Abu Dhabi), karena itu masalah," tambah Hamilton. 

“Dan undang-undang, jika ada yang ingin meluangkan waktu untuk membaca apa undang-undang itu untuk komunitas LGBTQ+, itu cukup menakutkan. Ada perubahan yang perlu dilakukan."

“Perubahan itu kemudian, misalnya, hak perempuan untuk bisa mengemudi pada 2018, bagaimana mereka diawasi. Apakah itu benar-benar berlaku?"

"Mengapa beberapa wanita masih di penjara karena mengemudi bertahun-tahun yang lalu? Ada banyak perubahan yang perlu terjadi dan saya pikir olahraga kami perlu berbuat lebih banyak."

Terkait pandangan Hamilton, Presiden Federasi Otomotif dan Sepeda Motor Arab Saudi, Pangeran Khalid bin Sultan al-Faisal, menghormati keputusan dan sikap yang diambil pembalap asal Inggris tersebut.

“Senang melihat orang-orang membela apa yang mereka yakini, tetapi pada saat yang sama kami memiliki budaya kami, tradisi kami,” kata Pangeran Khalid kepada Sky Sports

"Kami mengerti untuk seseorang dengan latar belakangnya, saya benar-benar mengerti mengapa dia melakukannya."

"Saya pikir dia harus melakukan apa yang dia lakukan. Apa pun yang dia dukung dan anggap cocok untuknya, kami menghormati pendapatnya," pungkas Pangeran Khalid.

Hamilton sendiri saat ini masih terlibat persaingan sengit dengan pembalap Red Bull Max Verstappen dalam perburuan gelar juara F1 musim ini.

Pada dua balapan tersisa, GP Arab Saudi dan GP Abu Dhabi, Hamilton masih tertinggal 8 poin dari Verstappen yang membuatnya harus terus menjadi yang tercepat di tiap balapan jika ingin mempertahankan gelar juara F1. 

Baca Juga: Jika Juara F1 Musim Ini, Max Verstappen akan Ganti Nomor dari 33 ke 1

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : ESPN


TERBARU