> >

5 Fakta Menarik Indonesia Bantai China di Final Thomas Cup 2020

Kompas sport | 18 Oktober 2021, 12:16 WIB
Kapten tim bulu tangkis beregu putra Indonesia, Hendra Setiawan dan pelatih Herry IP mengangkat Piala Thomas 2020 dengan senyuman dan rasa bangga. (Sumber: Twitter @INABadminton/PBSI)

Indonesia juga memupus China mengawinkan gelar setelah sehari sebelumnya China merebut Uber Cup seusai mengalahkan Jepang, 3-1.

3. Jonatan jadi penentu kemenangan Indonesia

Pebulu tangkis tunggal putra, Jonatan Christie menjadi penentu kemenangan Indonesia atas China.

Jonatan yang tampil pada partai ketiga memenangi laga atas Li Shi Feng, 21-14, 18-21, 21-14.

Jonatan yang dominan pada gim pertama, sempat menurun performanya pada gim kedua. Namun, dia mampu kembali membalikkan keadaan dan mengejar ketinggalan pada gim penentuan.

Kemenangan Jonatan membuat partai keempat dan kelima tidak dimainkan sehingga pasangan kombinasi baru, Daniel Marthin/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan tunggal putra Shesar Hiren Rhustavito "menganggur" alias tidak bertanding.

Selama penyelenggaraan Thomas Cup 2020, Jonatan berkontribusi menyumbang lima poin. Dia hanya sekali kalah saat Indonesia berhadapan dengan Thailand.

Jonatan sebelumya juga menjadi penentu kemenangan Indonesia saat menghadapi Malaysia pada perempat final.

4. Partisipasi Hendra Setiawan kedelapan

Pebulu tangkis ganda putra, Hendra Setiawan menjadi atlet paling senior dalam tim Thomas Cup Indonesia.

Bagi Hendra yang menjadi kapten tim, ini merupakan partisipasinya kedelapan pada Thomas Cup sejak 1998.

Sejak menjadi anggota Thomas Cup Hendra sudah dua kali mencicipi gelar juara Thomas Cup pada 2000 dan 2021.

Selama keikutsertaannya, Hendra Setiawan tercatat mengantar Indonesia dua kali menjadi juara, dua kali runner-up, dan empat kali meraih medali perunggu Thomas Cup.

5. Bendera Merah Putih Tidak Dikibarkan

Saat tim Thomas Cup Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya, tim bulu tangkis Tanah Air tidak melakukan penghormatan kepada bendera Merah Putih di atas podium.

Bendera yang dikibarkan adalah bendera Persatuan Pusat Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) selaku federasi.

Hal ini terjadi sebagai imbas dari sanksi WADA (Badan Anti-Doping Dunia) terkait masalah ketidakpatuhan.

Indonesia dinyatakan WADA tidak mematuhi Kode Anti-Doping Dunia.

Sebelumnya, Menteri Pemudan dan Olahraga Indonesia, Zainudin Amali menyatakan bahwa pandemi Covid-19 menyebabkan LIDI (Lembaga Anti-Doping Indonesia) mengalami keterbatasan menyerahkan sampel yang harus diuji dan dikirimkan ke WADA.

LIDI dinilai tidak patuh oleh WADA pada Kamis (7/10/2021) lalu. Selain Indonesia, WADA juga menemukan ketidakpatuhan Korea Utara dan Thailand.

Penulis : Kiki Luqman Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU