> >

Jenderal Polisi Dekati Tersangka Narkoba Saat Pemusnahan Sabu: Kamu yang Pernah Mau Nembak Saya, Ya

Hukum | 3 Juli 2020, 13:47 WIB
Para tersangka pelaku narkoba dihadirkan di Polda Metro Jaya, Kebayoran Baru, Jakarta Pusat, Kamis (2/7/2020). Rencananya, satu ton narkoba jenis sabu dan ratusan kilogram ganja akan dimusnahkan di Polda Metro Jaya. (Sumber: (Warta Kota/Budi Sam Lau Malau))

JAKARTA, KOMPAS TV - Ada kejadian menarik di tengah berlangsungnya kegiatan pemusnahan barang bukti narkoba yang dipimpin Kapolri Jenderal Pol idham Azis di Mapolda Metro Jaya pada Kamis (2/7/2020).

Sebelum Idham Azis memusnahkan 1 ton sabu-sabu, jenderal polisi bintang dua yaitu atau Irjen Pol Arman Depari mendadak mendekati salah satu dari 12 tersangka narkoba yang dihadirkan.

Seperti diketahui, selain memusnahkan barang haram tersebut, polisi juga menghadirkan 12 tersangka yang beberapa di antaranya adalah warga negara asing (WNA) asal Timur Tengah.

Baca Juga: Kapolri Idham Azis: Polisi Terlibat Narkoba Harus Dihukum Mati karena Sudah Tahu Hukum

Oleh polisi, mereka ditempatkan berjejer di Lapangan Promoter Ditlantas Polda Metro Jaya saat kegiatan pemusnahan narkoba.

Tak lama berselang, amarah Arman Depari memuncak. Kejadian tersebut terjadi setelah Deputi Pemberantasan BNN meihat salah satu tersangka yang berjejer itu. 

Dilansir dari Warta Kota, Arman Depari mulanya tampak memperhatikan dengan serius wajah para tersangka narkoba.

Melihat barisan para tersangka di sisi barang bukti narkoba yang dipamerkan, Arman Depari mendadak mendatangi mereka.

Tampak Arman Depari memerhatikan wajah satu per satu para tersangka yang semuanya mengenakan masker. Kepada salah satu tesangka WNA, Arman Depari tampak memerhatikan lebih tajam.

Baca Juga: Idham Azis: Saya Goblok Saja Kapolri, Gimana Kalau Saya Pintar

Lalu, jenderal polisi tersebut mengatakan kepada WNA yang dihampirinya itu. Lalu meminta agar orang tersebut membuka masker yang dikenakannya.

"Coba buka masker kamu?"  kata Arman Depari.

Tersangka yang merupakan WNA itu tampak kebingungan dengan ucapan Arman. Pasalnya, dia tak mengerti Bahasa Indonesia.

Salah satu petugas kepolisian lalu memberikan isyarat kepada tersangka WNA itu agar menurunkan maskernya. Setelah itu, Arman Depari kembali berbicara.

"Kamu ingat saya? Kamu yang pernah mau nembak saya, ya. Mana teman kamu, yang warga Mali itu," ujar Arman Depari sambil lebih mendekat ke tersangka.

Tersangka yang ditanyai oleh Arman tak menjawab. Ia malah tampak bertanya kepada rekan yang berada di sebelahnya.

Kemudian Arman Depari pun meninggalkan orang itu. Menurut Arman Depari, dia yakin tersangka itulah yang sempat menjadi buruannya saat bertugas di Polda Metro Jaya memberantas jaringan narkoba.

Baca Juga: Buntut Ayah Utang Rp2,1 Juta untuk Beli Narkoba, Anak Jadi Korban, Diperkosa dan Dibunuh Pengedar

"Dulu, waktu saya di Polda Metro ini, pernah saya incar dia. Dia ini yang sepertinya mau nembak saya, waktu mau saya tangkap," kata Arman.

Dalam kesempatan itu, Kapolri Jenderal Pol Idham Azis menyampaikan apresiasi kepada Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana, yang berkomitmen dalam upaya pemberantasan narkoba.

"Saya mengapresiasi Bapak Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana yang betul-betul memberikan atensi dan perhatian pada penyalahgunaan narkoba," kata Idham.

Idham mengatakan, dirinya meminta hukuman berat bagi anggota Polri yang terlibat kasus narkoba. Adapun hukuman yang pantas diberikan adalah hukuman mati.

"Kalau polisinya sendiri yang kena narkoba hukumannya harus hukuman mati sebenarnya, karena dia sudah tahu undang-undang, dia tahu hukum, seperti itu," ucap Idham.

"Kita harus bagus, bagaimana kita yang memberantas narkoba kalau kita sendiri bagian dari itu."

Baca Juga: Kasus Anak Sekda Karawang, Polisi: ANT Pengguna Pasif Narkoba

Idham menjelaskan bahwa pernyataannya itu bukan tanpa alasan. Sebab, kata dia, bahaya narkoba bisa timbul dari luar dan dalam internal kepolisian sendiri.

"Bahaya narkoba itu bisa datang dari dua sisi, dari luar bisa orang luar, dari dalam bisa polisinya sendiri,” ujar Idham.

Idham pun mengaku selalu menanyakan kepada Direktorat Narkoba jika berhasil mengungkap sebuah kasus narkoba. Terutama mengenai barang bukti yang harus betul-betul dijaga dan segera dimusnahkan.

Idham juga tak menampik bisnis narkoba memang menjanjikan keuntungan besar. Karenanya, bisa membuat banyak orang tergiur menjalankan bisnis haram tersebut. 

"Kalau (barang bukti) tidak cepat dimusnahkan, iman bisa goyah, pegang segenggam bisa dapat miliaran,” ujarnya.

Baca Juga: Kapolri Idham Azis Bicara Penggantinya di Hari Bhayangkara, Internal Polri Memanas Masuki Bulan Ini

"Saya kalau ngomong ini banyak yang tidak suka, karena saya terlalu berterus terang. Tapi begitu Presiden kemarin sudah perintah, kita harus reformasi total."

Oleh karena itu, Idham meminta pengawasan terhadap para anggota polisi yang bersentuhan langsung dengan narkotika agar diawasi ketat. 

Salah satunya dengan mengadakan cek urine berkala. Jika terbukti menggunakan narkotika, ia meminta hukuman yang dikenakan harus seberat mungkin.

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU