> >

Dunia Hitam, Debt Collector, dan Premanisme

Aiman | 29 Juni 2020, 11:01 WIB
(Sumber: Program Aiman)

Saya datang dan menemui Marsyel, melihat aktivitas di dalam tentu dengan protokol kesehatan Covid-19 yang sama sama kami jaga. Saya pun menanyakan soal kegiatan mereka. Saya diajak berkeliling ke tempat yang disebutnya sebagai Klub Strong Fit. Program AIMAN di KompasTV yang tayang Senin, pukul 8 malam, detil menggambarkan ini. Saya juga menemui sejumlah pihak yang bertugas sebagai petugas keamanan resmi, hingga jasa penagihan utang, Debt Collector.  Marsyel sang pimpinan mengungkapkan, bahwa semua aktivitas di perkumpulannya bisa dipertanggungjawabkan secara hukum.

"kami punya tim pengacara sendiri, yang membantu memberikan nasehat hukum kepada kami dalam langkah - langkah kami." ungkap Marsyel.  Bahkan ia menunjukkan kepada saya, semua penagih utang di sini, punya sertifikat dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan), kata Marsyel.

IKut Menagih Hutang dengan Debt Collector

Saya pun menantang Marsyel, untuk membolehkan saya melihat dan ikut dalam proses penagihan utang.  Dan Marsyel Setuju. Kebetulan hari itu, ada jadwal penagihan utang di sebuah daerah di Tebet, Jakarta Selatan. Saya ikut bersama 4 orang kelompok ini, Eksklusif di program AIMAN.

Perjalanan sekitar 30 menit kami tempuh, dan sampailah kami di sebuah rumah mewah. Saya tanyakan, apa masalahnya?

Ketegangan Terjadi

Salah seorang dari mereka menjawab, utang 4 miliar Rupiah, kepada salah satu Koperasi. Sudah 1 tahun jatuh tempo, dan belum dibayar sama sekali. Tapi ada yang unik, sang pengutang ternyata di lingkungan rumahnya, menggunakan jasa pengamanan informal alias tak resmi, juga dengan pemuda asal dari Maluku.  Alhasil sesampainya kami, setelah meminta izin kepada RT Setempat, kami langsung bergegas menuju rumah tersebut. Dan.. bisa ditebak, ketegangan terjadi!

Mereka yang jumlahnya lebih banyak dan nongkrong di halaman rumah, berteriak keras, sambil meminta kami pulang. Tapi salah satu dari anggota kelompok Marsyel berhasil masuk dan melobi, agar keributan tak sampai terjadi. Meski demikian beberapa dari mereka, berjaga ketat di halaman rumah, agar kami tak boleh sama sekali masuk dan mengambil gambar.  Suasana yang luar biasa, belum pernah saya temui sebelumnya!

Mereka yang Lebih Tertata

Terlepas dari ketegangan yang terjadi dan potensi bahaya yang menyelimuti, baik  jiwa maupun perihal hukum. Kini hidup mereka lebih tertata, bahkan tak sedikit yang jauh lebih sejahtera. Padahal sebelumnya banyak yang keluar masuk penjara, mulai dari kasus penganiayaan, hingga pembunuhan. 

Tapi pertanyaannya, seberapa kuat mereka bertahan?

Satu kunci,  manusia adalah makhluk Tuhan yang tak bisa hidup sendiri. Setiap kita layak saling memberi kepedulian bagi satu dengan yang lain, apa pun bentuknya. Meski sulit dibayangkan dunia akan sepenuhnya aman. Tapi setidaknya sejarah dan peradaban mencatatnya, atas nama Tuhan.

Saya Aiman Witjaksono...

Salam!

Penulis : Zaki-Amrullah

Sumber : Kompas TV


TERBARU