> >

Di Depan Khofifah, Jokowi Minta Jatim Tekan Angka Positif Corona Dalam 2 Minggu

Berita kompas tv | 25 Juni 2020, 14:06 WIB
Presiden Jokowi (Jokowi) mengikuti video conference yang diikuti oleh para gubernur, menteri, dan gugus tugas daerah, saat berkunjung ke kantor Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (10/6/2020). (Sumber: SETPRES/AGUS SUPARTO)

Baca Juga: Banyak Klaster Baru di Jawa Timur, Ini Penjelasan Khofifah ke Presiden Jokowi

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (kiri) saat menyambut kehadiran Presiden Jokowi (kanan) di sela kunjungan kerja di Surabaya beberapa waktu lalu. (Sumber: ANTARA/HO-Humas Pemprov Jatim/FA)

Penjelasan Khofifah

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjelaskan sejumlah faktor yang membuat kasus baru Covid-19 di Jawa Timur tetap tinggi.

Faktor utamanya yakni minimnya kedisiplinan warga dalam menerapkan protokol kesehatan. Hal ini jugalah yang membuat klaster baru di Jawa Timur bertambah.

Khofifah menjelaskan Pemprov Jatim dan Pemkot/Pemkab di Jatim telah mengimbau agar masyarakat tidak melakukan silaturahmi langsung saat lebaran dan menyarankan silaturahmi dilakukan melalui panggilan tatap muka lewat hanphone. Namun banyak warga yang tidak mengindahkan anjuran dari pemerintah daerah.

"Imbauan kami pada saat lebaran supaya silaturahim secara virtual dan seterusnya, itu tidak mudah untuk mengajak masyarakat halal bihalalnya nanti secara digital saja. Ternyata dianggap kurang afdol," ujar Khofifah dalam pemaparannya  pada kesempatan kunjungan Presiden Jokowi ke Jatim, Kamis (25/6/2020).

Hal lain yakni ketidak patuhan warga yang berdagang di pasar untuk menggunakan penutup wajah atau face shield serta mematuhi jaga jarak atau physical distancing.

"Di pasar tradisional, meski kami sudah membagikan masker dan berkali-kali menggunakan face shield tapi masih 84,1 persen tidak menggunakan masker dan 89 persen tidak  physical distancing,” ujar Khofifah

Begitu juga saat warga melaksanakan ibadah. Warga belum mematuhi protokol kesehatan mengenai penggunaan masker dan physical distancing.

Khofifah menambahkan posisi inilah yang membuat klaster-klaster baru di Jatim semakin bertambah, terutama di titik kerumunan massa.

"Temuan IKA FKM Unair 70% yang aktif masih 81,7 persen yang tidak menggunakan masker. Kemudian ada 70,6 persen dan yang tidak physical distancing 64,6 persen,” ujar Khofifah.

Baca Juga: Penularan Corona di Jawa Timur Sangat Cepat, Berikut Penjelasan Khofifah

 

Penulis : fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU