> >

Muhadjir Effendy Minta Kepala Daerah Lain di Indonesia Berguru Penanganan Covid-19 pada Risma

Berita kompas tv | 17 Juni 2020, 12:00 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy (tengah), didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, dan BNPB usai rapat koordinasi evakuasi 74 WNI ABK Kapal Diamond Princess di Kantor Kemenko PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2020). (Sumber: KOMPAS.com/Deti Mega Purnamasari)

SURABAYA, KOMPAS TV - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK),  Muhadjir Effendy, meminta kepala daerah lain di Indonesia agar belajar cara menangani wabah Covid-19 kepada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.

Menurut Muhadjir, pembelajaran bagaimana cara memutus penyebaran Covid-19 tersebut dirasa perlu terutama bagi bupati atau wali kota yang memiliki banyak kasus positif Covid-19 di daerahnya.

"Suruh belajar ke sini mereka, biar tahu," kata Muhadjir dikutip dari Kompas.com pada Selasa (16/6/2020).

Muhadjir juga meminta salah satu staf Risma menyusun lebih rinci dan akurat paparan Risma, sehingga paparan itu bisa dipelajari semua orang.

Baca Juga: Pengakuan Risma Hendak Demo Rumah Sakit di Surabaya Seorang Diri, Kesal Pasien Covid-19 Telantar

"Supaya semua upaya yang telah dilakukan oleh Ibu Risma bersama jajarannya itu bisa dipelajari semua orang," kata Muhajir.

Sebelumnya, Risma menjelaskan kepada Muhadjir bahwa Pemkot Surabaya bersiap menghadapi masa transisi menuju fase new normal atau tatanan kehidupan baru.

Salah satu caranya dengan menerbitkan Peraturan Wali Kota (Perwali) Surabaya Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru pada Kondisi Pandemi Covid-19.

"Dalam Perwali itu dijelaskan secara detail tentang berbagai protokol kesehatan yang harus dijalankan oleh warga Kota Surabaya," kata Risma.

Risma optimistis bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19 jika perwali itu diterapkan dengan baik oleh masyarakat.

Baca Juga: Risma Tak Perpanjang PSBB di Surabaya Karena Alasan Ekonomi

Meski demikian, Risma mengakui data terkonfirmasi positif Covid-19 di Surabaya tinggi. Itu karena tes cepat dan tes swab massal yang dilakukannya secara gratis di beberapa titik.

Menurut Risma, tes massal penting dilakukan untuk mencari dan melacak orang yang terinfeksi Covid-19. Sampai hari ini, tes massal masih dilakukan dan telah berlangsung selama 19 hari.

"Jadi kami memang mencari Pak, sebab kalau tidak kami cari, orang-orang yang terkena virus itu akan tambah bahaya," kata Risma.

Risma bersyukur mendapatkan bantuan mobili laboratorium untuk pemeriksaan tes swab lewat metode polymerase chain reaction (PCR) dari Badan Intelijen Negara dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca Juga: Akhirnya!! Permintaan Risma Disetujui, Khofifah Tak Perpanjang PSBB Surabaya

Dari bantuan itu, Pemkot Surabaya bisa menggelar tes cepat dan tes swab massal di Surabaya. Warga Surabaya juga antusias mengikuti tes gratis tersebut.

Risma menambahkan, pihaknya langsung menindaklanjuti pasien yang dinyatakan reaktif berdasarkan tes cepat Covid-19.

Setelah itu, tim medis langsung mengambil sampel cairan tenggorokan pasien untuk memastikan orang tersebut positif atau tidak.

"Sembari menunggu hasil tes swab, mereka diisolasi di hotel atau di Hotel Asrama Haji bagi yang tidak menunjukkan gejala. Sedangkan warga yang tes swabnya positif dan menunjukkan gejala langsung kami rawat di rumah sakit," jelas Risma.

Sejak awal, Pemkot Surabaya telah melakukan pelacakan dan pengelompokan atau klaster pasien Covid-19 secara masif.

Baca Juga: Pingsan Karena Kelelahan, Kini Kondisi Risma Berangsur Membaik

Dari situ. Pemkot Surabaya bisa mengetahui warga yang berstatus orang tanpa gejala (OTG), orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), dan pasien positif Covid-19.

"Alhamdulillah, sampai hari ini tidak keluar dari data kami, biasanya pertambahan pasien positif itu berasal dari ODP atau PDP yang baru keluar swabnya dan ternyata positif, dan itu sudah kami pantau," ujar Risma.

Selain tes massal, Risma juga gencar membentuk Kampung Tangguh Wani Jogo Surabaya agar masyarakat berpartisipasi aktif menekan penyebaran Covid-19.

Agar program tersebut berjalan baik, ia telah berkoordinasi dengan Polres Tanjung Perak dan Polrestabes Surabaya untuk membentuk kampung tangguh hingga ke tingkat rukun warga (RW).

"Jadi kami juga menciptakan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo ini untuk menjaga penyebarannya bisa terhambat di tingkat bawah. Kalau ini maksimal di tingkat bawah, saya yakin bisa menghambat penyebarannya," kata dia.

Baca Juga: Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, Cara Baru Risma Akhiri Penyebaran Virus Corona

Risma juga menjabarkan protokol kesehatan yang telah diterapkan di berbagai bidang sesuai Perwali Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru pada kondisi pandemi Covid-19.

Pemkot Surabaya telah menata pasar tradisional, mal, hotel, tempat ibadah, dan transportasi umum.

"Jadi kami ada kampung tangguh, mal tangguh, tempat ibadah tangguh, pasar tangguh, dan berbagai bidang lain. Ini penting supaya warga ikut sadar dan bersama-sama melawan Covid-19 ini," kata Risma.

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU