> >

11 Mitos soal Virus Corona Keliru, Tak Usah Dipercaya Lagi

Berita kompas tv | 3 Maret 2020, 17:48 WIB
Ilustrasi Virus Corona (Sumber: kompas.com)

KOMPAS.TV - Wabah Covid-19 atau virus corona tengah menjadi perhatian dunia. Virus SARS-CoV-2 itu bahkan telah menginfeksi hampir 90.000 orang di seluruh dunia.

Di Indonesia sendiri, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (2/3/2020), mengumumkan ada dua WNI yang positif terjangkit virus corona.

Baca Juga: Presiden Jokowi dan Terawan Umumkan 2 WNI Terinfeksi Virus Corona, Pasien Malah Tidak Tahu

Menyusul pemberitaan tersebut, aneka 'kabar burung' menyebar luas di dunia maya. Sayangnya, banyaknya informasi ini kadang sulit membedakan antara fakta dan mitos.

Nah, berikut ini adalah 11 mitos atau rumor yang salah terkait wabah Covid-19 atau virus corona, seperti dilansir Live Science via Kompas.com. Mitos-mitos yang keliru ini bahkan dikatakan bisa berbahaya.

1. Masker Wajah Bisa Melindungi Diri dari Virus

Penting diketahui, masker bedah standar tidak dapat melindungi diri dari SARS-CoV-2. Pasalnya, masker wajah tidak dirancang untuk memblokir partikel virus untuk mengenai wajah.

Namun, masker dapat membantu mencegah orang yang terinfeksi menyebarkan virus ke orang lain dengan memblokir percikan partikel pernapasan yang dikeluarkan dari mulut. Artinya, tidak semua orang perlu mengenakan masker.

Baca Juga: Harga Masker Mahal Banget, Jokowi Minta Kapolri Tangkap Penimbun dan Penjualnya

Dilansir dari laman Forbes, spesialis pencegahan infeksi Eli Perencevich, MD, seorang profesor kedokteran dan epidemiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Iowa, mengatakan bahwa orang sehat tidak membutuhkan masker wajah jenis apa pun.

"Rata-rata orang yang sehat tidak perlu memakai masker. Tidak ada bukti bahwa memakai masker pada orang sehat akan melindungi diri dari virus," kata Perencevich.

Perencevich pun mengatakan, pemakaian masker yang salah seperti sering menyentuh wajah saat memakai masker dapat meningkatkan risiko infeksi.

Perencevich menjelaskan, banyak orang membeli masker dengan asumsi menghentikan virus mencapai mulut atau hidung mereka yang tersebar melalui udara. Padahal, virus corona ditularkan melalui tetesan, bukan melalui udara.

2. Kecil Kemungkinan Kena Virus SARS-CoV-2

Belum tentu. Para ilmuwan telah menghitung angka reproduksi dasar atau disebut R0 (diucapkan R-nol).

R0 memprediksi jumlah orang yang dapat tertular virus dari satu orang yang terinfeksi.

Saat ini, R0 untuk SARS-CoV2--virus penyebab penyakit Covid-19--diperkirakan sekitar 2,2.

Artinya, satu orang yang terinfeksi dapat menginfeksi sekitar 2,2 orang lainnya. Sebagai perbandingan, flu biasa memiliki R0 1,3.

Selagi tidak ada vaksin untuk mencegah Covid-19, ahli mengatakan bahwa vaksin flu musiman untuk mencegah influenza relatif baik, meski formulasinya tidak cocok dengan strain virus yang beredar.

Baca Juga: [FULL] Imbauan Jokowi Agar Warga Tetap Sehat di Tengah Mewabahnya VIrus Corona

3. SARS-Cov-2 Hanya Virus Flu Biasa yang Bermutasi

Pernyataan ini sangat salah. Virus corona adalah keluarga besar virus yang mencakup banyak penyakit berbeda.

SARS-CoV-2 memang memiliki kesamaan dengan virus corona lain, empat di antaranya dapat menyebabkan flu biasa.

Kelima virus itu memiliki proyeksi runcing pada permukaannya dan memanfaatkan apa yang disebut protein lonjakan untuk menginfeksi sel inang.

Namun, keempat virus corona yang bernama 229E, NL63, OC43, dan HKU1 semuanya menginfeksi manusia sebagai host utama mereka.

SARS-CoV-2 berbagi sekitar 90 persen dari materi genetiknya dengan coronavirus yang menginfeksi kelelawar, yang menunjukkan bahwa virus tersebut berasal dari kelelawar dan kemudian melompat ke manusia.

Bukti menunjukkan bahwa virus melewati hewan perantara sebelum menginfeksi manusia. 

Demikian pula, virus SARS melompat dari kelelawar ke musang (mamalia kecil, nokturnal) dalam perjalanannya ke manusia, sedangkan MERS menginfeksi unta sebelum menyebar ke manusia.

4. Virus SARS-CoV-2 Terbentuk di Laboratorium

Hingga saat ini, tak ada satu pun bukti yang menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 adalah buatan manusia. 
SARS-CoV-2 sangat mirip dengan dua virus corona lain yang juga memicu wabah beberapa tahun lalu, yakni SARS-CoV dan MERS-CoV.

Baik SARS-CoV-2, SARS-CoV, maupun MERS-CoV tampaknya berasal dari kelelawar.

Baca Juga: Update Penanganan Virus Corona, Jokowi: Faktanya Hampir Semuanya Bisa Pulih

5. Orang yang terinfeksi Covid-19 Pasti Meninggal

Ini tidak benar. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China pada 18 Februari 2020, sekitar 81 persen orang yang terinfeksi merupakan Covid-19 ringan.

Penulis : fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU