> >

BPKH Gandeng BRI Siapkan Uang Saku Jemaah Haji Rp665 M, Per Orang Dapat Rp3,1 Juta

Humaniora | 21 April 2024, 13:41 WIB
Bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI), Badan Pengelola keuangan Haji (BPKH) telah menyiapkan uang saku (living cost) untuk jemaah haji sebesar SAR 159.990.000 atau sekitar Rp 665 miliar. (Sumber: Kemenag RI)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI), Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) telah menyiapkan uang saku (living cost) untuk jemaah haji sebesar SAR 159.990.000 atau sekitar Rp 665 miliar. 

Penandatanganan berita acara serah terima Pekerjaan Penyediaan Banknotes Saudi Arabia Riyal untuk Biaya Hidup Jemaah Haji dilakukan di Gedung BRI pusat, Jakarta, Jumat (19/4), antara BPKH, BRI dan Kemenag.

Anggota Badan Pelaksana BPKH Sulistyowati mengatakan, pihaknya memiliki kewajiban untuk mengelola dan menyediakan Keuangan Haji yang setara dengan kebutuhan 2 kali biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji. 

"Dalam komponen biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji, untuk tahun 1445 H/2024 M, Pemerintah dan DPR telah menetapkan bahwa di dalamnya adalah termasuk komponen untuk biaya living cost bagi jemaah haji dan BPKH diamanahkan untuk melakukan penyediaan banknotes SAR tersebut," kata Sulistyowati dikutip dari laman resmi BPKH, Minggu (21/4/2024). 

Baca Juga: Pengamat Politik Timur Tengah: Hak Veto Menunjukan Tidak Konsisten Sikap Politik Amerika

Berdasarkan kesimpulan Rapat Dengar Pendapat Panja RDP) Komisi VIII DPR RI sebelumnya, disepakati bahwa living cost (biaya hidup) dikembalikan kepada jemaah haji, PHD (Petugas Haji Daerah), dan KBIHU (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh) dalam mata uang Saudi Arabian Riyal (SAR).

Kemudian akan didistribusikan kepada jemaah mengikuti jadwal yang ditetapkan Kemenag sebelum pemberangkatan kloter pertama tanggal 12 Mei 2024.

Nominal atau besaran living cost yang dikembalikan, lanjutnya, adalah sebesar SAR 750 atau Rp 3.120.000 untuk 213.320 jemaah Haji Reguler.

"Sehingga total banknotes SAR yang perlu disediakan adalah SAR159.990.000 atau Rp 665 Miliar. Living cost didistribusikan hanya untuk jemaah reguler di embarkasi dan embarkasi antara mengikuti jumlah jemaah yang ditetapkan Kemenag," terangnya. 

Baca Juga: Ini Vaksin Wajib dan Sunah untuk Calon Jemaah Haji 2024

Sejak berdiri tahun 2017, BPKH telah melaksanakan proses penyediaan mata uang asing atau valas dalam rangka pemenuhan kebutuhan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji setiap tahunnya.

Baik dalam bentuk telegraphic transfer atau TT dan dalam bentuk banknotes.

Pada tahun 2024 ini, living cost dibayarkan kepada Jemaah dalam mata uang Saudi Arabia Riyal (SAR).

“Kami berharap hal ini dapat bermanfaat nantinya untuk Jemaah demi kenyamanan dan kemanan serta kelancaran proses ibadah haji seluruh jemaah asal Indonesia," ucapnya. 

Direktur Pengelolaan Dana Haji dan Sistem Informasi Haji Terpadu DJPHU Kemenag, Ramadhan Harisman menyampaikan kesiapan pemerintah memberangkatkan para jemaah.

Baca Juga: Ibadah Haji Tahun Ini, Tidak Ada Jemaah Indonesia yang Ditempatkan di Mina Jadid

“Kebutuhan akan bank notes merupakan sebuah keniscayaan, living cost ini merupakan uang yang dibayar jemaah pada saat pelunasan kemudian dikembalikan saat di embarkasi," jelasnya. 

Tujuannya, agar tercipta rasa aman dan nyaman karena mereka memegang uang tunai. 

Ia menyebut uang saku yang dibagikan kepada para jemaah akan sangat bermanfaat saat proses ibadah haji berjalan nantinya.  

"Dengan kolaborasi antara BPKH, Kemenag dan BRI ini kami berharap dapat membuat pelayanan kepada jemaah haji semakin baik," tandasnya. 

Sebagai informasi, Kemenag akan memberangkatkan jemaah haji Indonesia dalam dua gelombang.

Hal ini sesuai dengan Rencana Perjalanan Haji (RPH) 1445 H yang diterbitkan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) pada 3 Januari 2024.

Baca Juga: Selama Masa Angkutan Lebaran 2024, KAI Kembalikan 315 Barang Penumpang Senilai Rp1,1 M

Dirjen PHU Hilman Latief mengatakan, jemaah haji gelombang pertama diberangkatkan dari tanah air menuju Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) di Madinah mulai 12 - 23 Mei 2024. 

"Sementara, jemaah haji gelombang kedua akan diberangkatkan dari tanah air menuju King Abdul Azis International Airport (KAAIA) di Jeddah mulai 21 Mei - 1 Juni 2024," kata Hilman dikutip dari laman resmu Kemenag, Minggu (21/4/2024). 

Penulis : Dina Karina Editor : Deni-Muliya

Sumber :


TERBARU