> >

Golkar Bakal Minta Banyak Jatah Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran: Kita yang Kerja Keras

Rumah pemilu | 18 Maret 2024, 07:21 WIB
Konferensi pers organisasi masyarakat (ormas) pendiri Partai Golkar, Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), di Jakarta Selatan, pada Minggu (17/3/2024). (Sumber: Ibriza Fasti Ifhami/Tribunnews)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Organisasi pendiri Partai Golkar, Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) berharap partai itu mendapat jatah menteri lebih banyak jika Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menang Pemilu 2024. MKGR menilai Partai Golkar telah bekerja keras untuk memenangkan Prabowo-Gibran.

Ketua Dewan Pakar DPP MKGR Azwir Dainy Tara menilai tidak adil jika partai lain mendapat kursi lebih banyak dibanding Golkar. Ia menyebut partai berlambang beringin itu harus mendapat kursi menteri lebih banyak.

Baca Juga: Analisis Pengamat: Tak Mudah bagi Golkar Ubah Aturan Internal demi Jokowi Jadi Ketum

"Karena kita yang kerja keras. Jangan kita kerja keras, yang dapat tempat orang lain. Kan tidak adil," kata Azwir dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (17/3/2024).

"Karena kita berpolitik merebut kekuasaan. Kekuasaan tujuannya adalah bisa menyejahterakan seluruh masyarakat Indonesia," sambungnya sebagaimana dikutip Tribunnews.

Partai Golkar sendiri diproyeksikan menuai kursi signifikan di parlemen berdasarkan berbagai hitung cepat (quick count) Pemilu 2024. Berdasarkan hitung cepat Litbang Kompas, Partai Golkar diprediksi meraih 14,67 persen suara, hanya kalah dari PDI Perjuangan yang meraih 16,29 persen suara.

Raihan suara Partai Golkar tersebut lebih besar dibanding partai pengusung Prabowo-Gibran yang lain, yakni Gerindra (13,56 persen), Partai Demokrat (7,61 persen), dan Partai Amanat Nasional (7,06 persen).

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto pun menilai bahwa partainya berperan signifikan dalam pemenangan Prabowo-Gibran. Airlangga mengkaim sebanyak 80-90 persen pemilih Partai Golkar ikut memilih Prabowo-Gibran di Pemilu 2024.

 

"Ini tertinggi sepanjang sejarah. Jadi sejarah yang lalu, presiden dan wapres yang didukung yang bukan dari Golkar hanya didukung 53 persen dari pemilih Partai Golkar," kata Airlangga saat berbicara dalam accara Buka Puasa Bersama dan Silaturahmi Bersama Partai Golkar se-Indonesia di Badung, Bali, Jumat (15/3).

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU