> >

BMKG Siapkan 33 Tim untuk Pantau Hilal, Sidang Isbat 1 Ramadan 1445 H Digelar Sore Ini

Humaniora | 10 Maret 2024, 14:08 WIB
Pemantauan hilal. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerjunkan 33 tim untuk memantau rukyat hilal di berbagai titik. Ke-33 tim ini akan mengamati hilal pada Minggu (10/3/2024) dan Senin (11/3). (Sumber: Kompas.tv/Ant//OLHA MULALINDA)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerjunkan 33 tim untuk memantau rukyat hilal di berbagai titik. Ke-33 tim ini akan mengamati hilal pada Minggu (10/3/2024) dan Senin (11/3).

"33 tim dari BMKG akan melakukan pengamatan hilal sore ini, Minggu, 10 Maret 2024 dan juga esok hari Senin, 11 Maret 2024 di berbagai wilayah di Indonesia," demikian keterangan BMKG via Instagram, Minggu (10/3).

Adapun berdasarkan data BMKG, pada Minggu (10/3), tinggi hilal baru minus 0,33 derajat (bulan di bawah ufuk) di Jayapura, Papua hingga 0,87 derajat di Tua Pejat, Sumatra Barat. Sedangkan umur bulan minus 0,15 jam di Wairs, Papua hingga 2,84 jam di Banda Aceh. Semakin besar umur bulan, maka posisinya semakin tinggi.

Baca Juga: Arab Saudi Gelar Pemantauan Hilal Awal Puasa Ramadan 1445 Hijriah pada 10 Maret 2024

Sedangkan elongasi bulan-matahari di seluruh wilayah Indonesia berkisar antara 1,64 derajat di Denpasar, Bali hingga 2,08 derajat di Jayapura, Papua.

Indonesia sendiri menggunakan kriteria imkannur rukyat Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yakni elongasi minimal 6,4 derajat dan tinggi hilal minimal 3 derajat.

Adapun Kementerian Agama rutin mengelar sidang isbat untuk menetapkan awal bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijah sejak dekade 1950-an.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais-Binsyar) Ditjen Bimas Islam Kemenag menjelasan bahwa sidang isbat masih dilakukan karena pemerintah tidak bisa menyerahkan sepenuhnya urusan agama ke masyarakat atau suatu golongan.

"Sidang isbat penting dilakukan karena ada banyak organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam di Indonesia yang juga memiliki metode dan standar masing-masing dalam penetapan awal bulan Hijriah," kata Adib dikutip dari laman resmi Kemenag, Sabtu (9/3).

"Ini diperlukan sebagai bentuk kehadiran negara dalam memberikan acuan bagi umat Islam untuk mengawali puasa Ramadan dan berlebaran."

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV, Instagram BMKG


TERBARU