> >

Mengenal si Darah Biru yang Sesungguhnya, Kepiting Tapal Kuda

Humaniora | 7 Maret 2024, 18:00 WIB
Kepiting tapal kuda (Sumber: KOMPAS.COM)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Kepiting tapal kuda atau Horseshoe crab tengah menjadi perbincangan di laman media sosial. Kepiting purba ini disebut-sebut memiliki darah berwarna biru.

Melansir laman Natural History Museum, kepiting tapal kuda disebut sudah ada sejak lebih dari 400 juta tahun yang lalu dan memiliki harga fantastis. 

Kepiting jenis ini banyak ditemukan di perairan Atlantik tengah, seperti Delaware, New Jersey, hingga Maryland, terutama pada musim semi dan panas. Kepiting ini juga banyak bersarang di daerah Florida. Puncak migrasinya biasa terjadi pada musim semi dan gugur. 

Baca Juga: Mencicipi Nikmatnya Mie Kepiting Kuah Kare Aceh di Surabaya

Dikutip dari laman Florida Fish and Wildlife Conservation Commission, kepiting tapal kuda merupakan bagian penting dari ekologi masyarakat pesisir. Telurnya adalah sumber makanan utama bagi burung pantai yang bermigrasi ke utara.

Darah kepiting tapal kuda kerap digunakan sebagai salah satu bahan uji coba vaksin. Salah satunya bahkan digunakan untuk vaksin Covid-19. 

Warna darah yang dimiliki kepiting ini juga berbeda dari lainnya yang berwarna merah. Kepiting tapal kuda memiliki darah berwarna biru cerah karena kandungan sel kekebalan yang sangat sensitif terhadap bakteri beracun. 

Sel-sel tersebut akan menggumpal ketika bertemu dengan bakteri yang menyerang, melindungi seluruh tubuhnya dari racun tersebut. Tak heran, jika kemudian banyak ilmuwan yang menggunakan sel darah ini untuk mengembangkan tes limulus amoebosit lisat atau LAL. 

Tes LAL adalah tes yang dilakukan untuk memeriksa kontaminasi pada vaksin baru. Teknik ini telah digunakan di seluruh dunia sejak 1970-an. 

Tujuannya untuk menghentikan para profesional medis memberikan suntikan penuh bakteri jahat yang dapat membuat manusia sakit parah. Kepiting tapal kuda juga sangat penting bagi industri biomedis.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Gading-Persada

Sumber : Natural History Museum, Florida Fish and Wildlife Conservation Commission


TERBARU