> >

Saat Mantan Ketua MK Pernah Tanggapi SBY Umumkan Kemenangan versi Hitung Cepat: Waduh Gawat Juga Ini

Politik | 3 Maret 2024, 11:46 WIB
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) 2003-2008 Jimly Asshiddique di Program Rosi, Kompas TV, Kamis (1/6/2023). Jimly pernah menanggapi respons SBY yang menyatakan kemenangan dalam Pilpres 2004 versi hitung cepat. (Sumber: Tangkap Layar Kompas TV.)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie mengisahkan responsnya saat Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan kemenangan dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2004 dari hasil hitung cepat atau quick count.

Jimly menceritakan, saat itu SBY berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK). Pasangan SBY-JK menang telak versi hasil hitung cepat atau quick count, seusai putaran kedua melawan pasangan Megawati-Hasyim Muzadi.

Kala itu, kata Jimly, SBY merspons hasil hitung cepat tersebut sebagai kemenangan, padahal belum ada keputusan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Baca Juga: Jimly Asshiddiqie Ceritakan Sikap Megawati saat kalah Pilpres: Tidak Mengajukan Perkara

"Jadi, besok mau pengumuman KPU, kan sudah ada quick count, exit poll, segala macam yang menunjukan bahwa SBY itu menang telak,” kata Jimly, dalam acara Gaspol! Kompas.com, Sabtu (2/3/2024).

“Maka, sehari sebelum pengumuman, dia (SBY) membuat konferensi pers 'Terima kasih kepada rakyat, saya begitu ditetapkan resmi besok oleh KPU akan mengumumkan rencana kabinet', gitu," ungkap Jimly menirukan penjelaan SBY waktu itu.

Pernyataan SBY yang ramai diberitakan oleh media massa tersebut menyebabkan Jimly yang menjabat sebagai Ketua MK saat itu merasa perlu menanggapi.

"(Pernyataan SBY) di-headline semua di TV, padahal belum diumumin, saya nonton TV, 'waduh gawat juga ini' saya bilang wah ini harus saya tanggapi ini," kata Jimly.

Malam itu juga Jimly mengambil sikap dan menggelar konferensi pers sebagai respons pernyataan SBY. Ia mengingatkan SBY untuk menaati aturan konstitusi.

"Jadi saya bilang, kita harus menghormati proses mekanisme konstitusional yang sudah ada, jadi tidak boleh mendahului ya," ucapnya.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : kompas.com


TERBARU