> >

Nusron Wahid soal Kecurangan Pemilu 2024: Relatif Turun, jadi Case Kecil Tak Bisa Digeneralisasi

Rumah pemilu | 22 Februari 2024, 08:40 WIB
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid di Jakarta Selatan, Senin (6/11/2023). (Sumber: Fadel Prayoga/Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua DPP Partai Golkar Nusron Wahid menyebut persentase dugaan kecurangan pemilu 2024 relatif lebih kecil dibanding pemilu sebelumnya. Oleh karena itu, Nusron pun menilai persentase kecil kecurangan Pemilu tidak bisa dianggap sebagai kesimpulan Pemilu 2024 curang.

Nusron Wahid mengungkapkan hal itu dalam Satu Meja The Forum KOMPAS TV, Rabu (21/2/2024).

“Di Indonesia itu ada 8.230 TPS. Kalau kita bicara masalah kecurangan, yang namanya pemilu secara sempurna tanpa ada masalah satu pun, saya kira itu nggak mungkin. Tapi kalau kita bicara tentang masalah persentase, saya kira dari tahun ke tahun itu problemnya masalahnya relatif menurun dan cenderung kecil,” kata Nusron.

Baca Juga: PKB Kecewa dengan Teknologi Sirekap: padahal Anggaran Besar dan Diagung-agungkan KPU

“Sehingga kalau menurut data statistik pun, itu justru tidak akan berpengaruh apa-apa karena sangat kecil sekali statistiknya. Nah, kita kan terbiasa membaca arus data, dari aspek data-data itu tidak bisa ditarik sebuah kesimpulan bahwa case kecil itu ditimbulkan sebagai sesuatu hal yang generalisasi, meskipun satu suara pun dalam pemilu ini mengandung impact hak konstitusional orang. Itu harus kita hormati.”

Selain itu, Nusron mencermati, pada tanggal 14 Februari 2024, tingkat partisipasi masyarakat yang ikut serta dalam pemilu cukup tinggi. Padahal, lanjutnya, sejumlah wilayah sejak pagi hari hujan, bahkan ada yang Tempat Pemungutan Suara atau TPS-nya kebanjiran.

“Saya melihat masyarakat pada tanggal 14 Februari itu sangat happy untuk merayakan pesta demokrasi. Pagi-pagi sudah banyak yang mandi, hujan-hujan, pakai payung, dandan, dan berbondong-bondong ke TPS dengan semangat tinggi. Tidak ada mobilisasi yang disebut tadi itu. Malah di beberapa daerah seperti daerah kami, ada sembilan desa yang terpaksa ngungsi karena banjir itu sedih, karena nggak bisa nyoblos,” ujar Nusron.

Baca Juga: Alasan PDIP Tolak Hasil Rekapitulasi Suara Pemilu 2024 dari Sirekap: Demokrasi Berada di Titik Nadir

“Jadi saya kira kalau mengatakan demokrasi hari ini ada masalah, berlebihan,” pungkasnya.

 

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU