> >

Ketua SP Kinasih Sebut Capres-Cawapres Tak Bisa Lepas dari Kata Ekonomi Saat Bicara Isu Lingkungan

Rumah pemilu | 11 Februari 2024, 14:00 WIB
Pemutaran film pendek dan diskusi #PilahPilih untuk Masa Depan di Sleman Creative Space, DI Yogyakarta, Sabtu (10/2/2024). (Sumber: Kompas TV/Fiqih Rahmawati)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Isu lingkungan menjadi salah satu isu yang diperhatikan anak muda dalam menentukan calon pemimpin masa depan.

Hal tersebut merupakan temuan dari survei yang dilakukan PilahPilih.id, di mana 97 persen dari 1.049 responden mempertimbangkan isu lingkungan saat memilih calon pemimpin.

Survei tersebut juga menemukan bahwa 90 persen anak muda merasa bahwa isu lingkungan belum menjadi perhatian yang serius dalam diskusi politik, khususnya dalam Pemilu 2024.

Baca Juga: Pemilu 2024, BSSN RI Minta Masyarakat Waspadai Tiga Malware Ini

Ketua Solidaritas Perempuan (SP) Kinasih, Sana Ullaili, menjelaskan bahwa dalam debat capres-cawapres yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), para paslon tidak dapat melepaskan kata ekonomi ketika membahas isu lingkungan.

“Semua berbicara isu lingkungan tidak jauh dari ekonomi. Semua menyebutkan kata ekonomi hijau, ekonomi biru,” kata Sana dalam diskusi Memilah Pemimpin Bermasa Depan Iklim di Sleman Creative Space, DI Yogyakarta (DIY), Sabtu (10/2/2024).

“Semua ngomong soal orientasi kapital. Ada kata mekanisasi pertanian, diulang berkali-kali. Ada yang menyebutkan produksi pupuk berbasis pada industri,” sambungnya.

Sana menilai bahwa mekanisasi pertanian justru tidak ramah lingkungan. Pasalnya, mekanisasi pertanian merupakan pola pertanian yang industrial yang membutuhkan energi. Sementara, energi yang masih digunakan saat ini adalah energi dari batubara yang dianggap sebagai energi kotor.

Selain itu, petani-petani di Indonesia juga semakin sulit keluar dari garis kemiskinan ketika basis pertanian diubah menjadi mekanisasi pertanian.

“Kira-kira petani kita mampu nggak untuk keluar dari kemiskinan ketika basisnya adalah mekanisasi pertanian? Petani itu nggak jauh-jauh dari, yang penting menanam, undah untung bisa ikut makan. Tidak lebih,” jelasnya.

Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU