> >

Kisah Isra Mikraj, Saat Muhammad Bertemu 8 Nabi Terdahulu di 7 Tingkatan Langit dan Perintah Salat

Humaniora | 8 Februari 2024, 06:43 WIB
Isra Mikraj 1445 hijriah jatuh pada 8 Februari 2024 (Sumber: Tribunnews)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Hari ini, Kamis 8 Februari 2024 bertepatan dengan 27 Rajab 1445 Hijriah, diperingati sebagai Isra Mikraj. Kejadian yang berlangsung  di tahun kedelapan kenabian ini merupakan peristiwa perjalanan suci Nabi Muhammad SAW.

Dikutip dari The Story of Prophet Muhammad Night Journey (Isra Mikraj) from Earth to Heaven in Islam (2016) karya Muham Dragon Sakura, peristiwa Isra Miraj adalah dua perjalanan Nabi Muhammad SAW yang terjadi dalam satu malam, yakni pada tahun 621 Masehi.

Baca Juga: Link Infomasi, Syarat, dan Jadwal Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN)

Secara etimologi, Isra Mikraj berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yakni "isra" yang berarti perjalanan di malam hari, dan "mikraj" yang berarti kenaikan. Lantas, bagaimana kisah Isra Miraj?

Pengertian peristiwa Isra Mikraj mencatat, berdasarkan kajian sebagian besar ulama tafsir bahwa peristiwa Isra Mkiraj adalah suatu peristiwa yang amat istimewa dan maha agung, dan betapa pentingnya peristiwa sholat bagi penghambaan manusia kepada Tuhannya.

Karena pada awal ayat tentang Isra Mikraj,   Allah SWT berfirman diawali dengan kata ‘subhana’ yang berarti ‘maha suci’, tidak terdapat pada 113 surat lain dalam Al Quran.

Ini dapat mewakili pembuktian kecintaan dan kasih-Nya terhadapnya hamba tercintaNya, Nabi Muhammad SAW.

Hal ini juga merupakan sebuah peristiwa yang amat dahsyat karena tidak pernah dialami oleh manusia-manusia sebelumnya. Rasulullah SAW menempuh perjalanan secepat kilat lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha.

Isra atau sara artinya adalah perjalanan di malam hari. Secara istilah, Isra adalah perjalanan Rasulullah SAW pada suatu malam dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina. Peristiwa ini disebutkan oleh Allah SWT di dalam Al Qur’an :

Dalam QS Al Isra:1, menjelaskan:

“Maha Suci Allah, yang telah mempertahankan hambaNya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan padanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS Al Isra:1)

Mikraj secara bahasa artinya naik. Secara istilah adalah naiknya Rasulullah SAW ke Sidratul Muntaha. Dalam Al Qur’an, Miraj ini disinggung dalam surat An-Najm.

 

Artinya: “Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,(yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal,(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar”. (QS An-Najm:13-18)

Mengutip buku 'Isra Mikraj' karya Ibnu Hajar Al-Asqalani dan Jalaluddin As-Suyuti.

Di tiap tingkatan langit tersebut, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan nabi-nabi terdahulu. Nabi-nabi tersebut di antaranya:

  1. Nabi Adam di langit pertama.
  2. Nabi Isa dan Yahya di langit kedua.
  3. Nabi Yusuf di langit ketiga.
  4. Nabi Idris di langit keempat.
  5. Nabi Harun di langit kelima.
  6. Nabi Musa di langit keenam.
  7. Nabi Ibrahim di langit ketujuh.

Dalam perjalanan itu, Nabi Muhammad mendapatkan perintah agar umat Islam menunaikan shalat lima waktu dalam sehari.

Baca Juga: Penting untuk Warga Jakarta! Libur Isra Mikraj dan Imlek, Layanan SIM Tutup Sementara

Namun pada mulanya, Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk melaksanakan ibadah shalat sebanyak 50 kali dalam sehari. Nabi Muhammad SAW sendiri pernah diingatkan oleh Nabi Musa AS bahwa jumlah tersebut telalu besar.

Menurut Nabi Musa, perintah salat 50 kali dalam sehari itu akan menyulitkan umat Muhammad SAW. Hingga akhirnya Muhammad diizinkan dan memperoleh ketentuan sholat 5 kali dalam sehari.

Setelah perjalanan tersebut, Nabi Muhammad SAW segera kembali ke Mekah dan menceritakan kisah Isra Miraj-nya. Namun, kisah tersebut tidak diterima dengan mudah oleh pengikutnya meskipun Nabi Muhammad SAW sudah memberikan berbagai bukti.

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU