> >

Sudah Terbiasa Dikritik, Stafsus Presiden Sebut Jokowi Tidak Permasalahkan Pantun Sindiran Butet

Politik | 30 Januari 2024, 20:54 WIB
Seniman Bambang Ekoloyo Butet Kartaredjasa menjelaskan dirinya diminta menandatangani surat pernyataan sebelum pertunjukan teater produksi ke-41 forum budaya Indonesia Kita bertajuk Musuh Bebuyutan digelar di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jumat (1/12/2023). (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat kritik dari Seniman Butet Kartaredjasa.

Kritik ke Jokowi itu dituangkan dalam sebuah pantun saat Butet mendapat kesempatan berorasi di acara Panggung Rakyat Ganjar-Mahfud di Kulonprogo, Yogyakarta, Minggu (28/1/2024).

Dalam pantun, Butet menyinggung revolusi mental yang digaungkan Jokowi gagal. Selain itu, Butet juga menilai Jokowi memihak di Pilpres 2024 hingga mengakali mahkamah.

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menilai Presiden Jokowi tidak terganggu dengan kritik yang disampaikan Butet. 

Ari menyatakan, jauh sebelum Jokowi terpilih menjadi presiden di periode pertama, mantan Gubernur DKI Jakarta itu sudah mendapatkan kritik, berita bohong hingga ujaran kebencian. 

Baca Juga: Butet: Pertunjukan Panggung Kami Parodi Satire, Baru Ini Ada Surat Minta Tidak Ada Unsur Politik

Menurutnya, Presiden Jokowi sudah terbiasa dengan hal tersebut.

Presiden juga menerima dengan baik dan tidak mempermasalahkan kritik, ujaran kebencian hingga informasi bohong terhadap dirinya serta pemerintahan yang dijalani ke ranah hukum.

"Sudah sering Pak Jokowi terima sindirian, terima banyak hal, dari 2014 kan hoaks, ujaran kebencian bahkan hal lain fitnah. Tapi Bapak selama ini biasa-biasa saja," ujar Ari di Gedung Kemensetneg, Jakarta, Selasa (30/1/2024).

Budayawan sekaligus seniman Butet Kartaredjasa melemparkan pantun yang bernada kritik kepada pemerintahan Jokowi.

Dalam orasinya di acara Panggung Rakyat Ganjar-Mahfud di Kulonprogo, Yogyakarta, budayawan sekaligus seniman Butet Kartaredjasa menyinggung ada pihak yang selalu mengikuti Ganjar saat berkampanye ke daerah. 

Baca Juga: Seniman Butet Kertaredjasa Klaim Dilarang Polisi Bicara Politik di Gelaran Teater ‘Musuh Bebuyutan’

Butet menganalogikan pihak yang selalu mengikuti Ganjar atau ngintil seperti kambing. Menurutnya, kambing seharusnya tidak ikut kampanye.

Butet juga menyampaikan sebuah pantun yang menyinggung Jokowi dan sikap Jokowi di Pilpres 2024.

Orasi dan pantun Butet menjadi masalah dan dilaporkan relawan Projo, Sedulur Jokowi, relawan Arus Bawah Jokowi, sejumlah sukarelawan pendukung Presiden Jokowi ke kepolisian. 

Sukarelawan pendukung Presiden Jokowi menganggap oprasi Butet mengandung ujaran kebencian dan penghinaan terhadap Presiden. 

Berikut pantun Butet Kartaredjasa yang dibacakan saat berorasi di acara "Panggung Rakyat Ganjar-Mahfud"

Ada kucing nggondol iwak bawal, aku marah tak lempar sandal
Jokowi maunya revolusi mental, tapi gagal terjungkal-jungkal

Baca Juga: Istana Buka Suara soal Pantun Butet yang Dinilai Hina Jokowi

Kucingnya kabur kakinya pincang, ingin terbang tak bisa melayang
Ngakali survei supaya menang, pun jika menang karena main curang

Satu-satu aku sayang ibu, dua-dua aku sayang ayah
Untunglah jokower merasa ketipu, penampilannya lugu ternyata licik ngakali mahkamah

Wong edan gondal gandul tanpo cawat, bagi mereka, tuanku adalah konglomerat 
Totkaca tulangnya besi, ototnya kawat, bagi Ganjar Mahfud, tuanku adalah rakyat 

Di sini, ning Kulon Progo, makanan tradisional geblek namanya, ning Bantul namanya geplak. 
Seharusnya kita hormati yang memimpin negara Tapi maaf kita muak karena dia memihak.

Di sini keselamatan negara dijaga Megawati, di sana sembako wira wiri dibagi Jokowi.
Di sini kita konsisten berdemokrasi, di sana mereka ramai-ramai mengkhianati konstitusi.

Kulon Progo bangga punya bandara, melengkapi Jogja yang istimewa.
Kita semua berkumpul di sini diikat tali jiwa, terutama Ganjar Mahfud gelorakan Revolusi Cinta.

 


 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU