Ketika Presiden Soeharto Canangkan "Rice Estate" Demi Swasembada Pangan
Peristiwa | 23 Januari 2024, 06:30 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Ramai kembali persoalan "food estate" dalam debat keempat Pilpres 2024, Minggu (21/1/2024). Calon wakil presiden (wapres) nomor urut 1 dan 3, serentak menyatakan penolakannya terhadap proyek tersebut yang dinilai gagal dan merugikan petani.
Namun, proyek sejenis sebenarnya bukan barang baru bagi pemerintahan di negeri ini. Di era Presiden Soeharto, sudah dicanangkan yang namanya "rice estate" yang tak jauh berbeda dari "food estate".
Dikutip dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 382-383, Pak Harto pernah mencanangkan proyek tersebut.
Baca Juga: Ketika Pak Harto Tegur Ketua Umum Golkar karena Perolehan Suara Merosot Tajam
"Di daerah-daerah tertentu di luar Pulau Jawa, perlu kita pikirkan kemungkinan pembukaan kebun sawah (rice estate) sebagai unsur penunjang untuk mencapai swasembada pangan. Tidak tercapainya sasaran produksi beras seperti yang kita rencanakan semula dalam tahun 1972 hendaknya merupakan kejutan yang selalu mengingatkan kita bahwa masalah ini sama sekali tidak boleh luput dari perhatian," kata Soeharto dalam acara pelantikan sarjana dan peringatan Dasawarsa Institut Pertanian Bogor (IPB) di Bogor, 10 September 1973 yang juga dimuat di Harian Abadi.
Pak Harto memastikan bahwa "rice estate" yang lebih memerlukan modal dan alat-alat mekanisnya itu, tidak akan dibuka di daerah-daerah yang telah padat penduduknya.
Sebelumnya, pada 31 Juli 1973, dalam Sidang Dewan Nasional yang berlangsung di Bina Graha pukul 10.00, yang dipimpin oleh Presiden Soeharto itu, memutuskan bahwa proyek "rice estate" membuka pintu bagi modal swasta, termasuk swasta asing.
Adapun syarat penanaman modal swasta dalam bidang ini adalah kesanggupan murni swasta tanpa bantuan pemerintah.
Baca Juga: Ketika Presiden Soeharto Menceritakan Kedekatannya dengan Liem Sioe Liong
Dua tahun kemudian, pada 2 Januari 1975, Pak Harto telah memanggil Direktur Perkapalan Pertamina, Kolonel Sukoco, untuk menghadapnya di Bina Graha. Pada kesempatan itu Presiden Soeharto meminta kepada Sukoco untuk memberikan laporan tentang perkembangan proyek "rice estate" yang dibangun oleh Pertamina di Sumatera Selatan. Namun proyek dalam rangka swasembada pangan itu, hingga kini tidak pernah terdengar hasilnya.
Penulis : Iman Firdaus Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV