> >

Surya Paloh Bahas Gerakan Perubahan: Butuh Keberanian untuk Tetap Waras dalam Berpolitik

Politik | 12 November 2023, 06:05 WIB
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh saat memberi sambutan di HUT ke-12 NasDem di NasDem Tower, Sabtu (11/11/2023). (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Gerakan perubahan untuk merestorasi Indonesia menjadi salah satu perjuangan yang tidak boleh berhenti digelorakan oleh setiap kader NasDem. 

Begitu kata Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh saat memberi sambutan di HUT ke-12 NasDem di NasDem Tower, Sabtu (11/11/2023). 

Surya mengingatkan, sebagai partai, NasDem harus terus berpegang kepada nilai idealisme dan tidak terjebak dalam pragmatisme kekuasaan. 

"Gerakan perubahan itu tidak hanya menjaga kewarasan yang kita miliki, tapi juga kemampuan berani mengevaluasi diri dan sikap netral yang kita miliki. Sehingga menemukan budaya baru untuk menjaga azas kepantasan dan kepatutan," ujarnya. 

Surya juga menyinggung situasi yang terjadi jelang Pilpres 2024. Menurutnya, keadaan saat ini seperti pernyatan sejarawan asal Inggris, John Emerich Edward Dalberg-Acton bahwa kekuasaan cenderung korup dan kekuasaan absolut pasti korup.

Baca Juga: Di HUT ke-12 Partai NasDem, Anies Soroti Praktik Penyimpangan Bernegara di Indonesia

Ia menilai, harus diakui, suka atau tidak suka, penyelewengan kekuasaan yang hanya ada di level tertentu semakin meluas.

Belakangan, publik dipertontonkan upaya membawa negara dan aparaturnya melayani kepentingan pribadi dan golongan.

Upaya tersebut pastinya bakal menimbulkan ketidakpercayaan sosial, ketidakpercayaan rakyat kepada negara.

Menurutnya, dalam falsafah Pancasila, kekuasaan jelas diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa melalui tangan-tangan rakyat lewat Pemilu. 

Ketika kekuasaan itu sudah diraih, sambung Surya, maka harus digunakan dalam rangka membangun kehidupan bernegara dan berbangsa secara baik dan benar, secara sehat dan tentu sekaligus yang bermartabat sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi. 

Baca Juga: Surya Paloh Ungkap Alasan Tak Usung Anaknya Jadi Cawapres Anies: Dia Pantas Tidak?

"Kita semua bisa menerima untuk selalu menjadi rakyat jelata asalkan itu bersandar kepada keadilan. Sebaliknya, kita tak bisa tinggal diam ketika ada penguasa kekuasaan yang berlaku tak adil demi kepentingan tertentu, demi kepentingan kelompoknya," ujar Surya. 

Lebih lanjut, Surya menilai negara sedang mengalami penurunan derajat kewibawaan yang paling redah. Rakyat kini gamang untuk menaruh kepercayaan kepada siapa. 

Menurutnya, Indonesia berada di ujung tanduk kerusakan yang paling mencemaskan sepanjang kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Republik ini membutuhkan keberanian untuk tetap waras dalam berpolitk, untuk tetap selalu memegang prinsip dalam konstitusi. Sejarah menyampaikan kepada kita betapa besar kekuasaan seorang manusia disatu waktu dia akan berakhir," ujar Surya.

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU