> >

Kominfo Sebut Hoaks Pemilu 2024 Meningkat 10 Kali Lipat, Minta Waspada Teknologi AI

Peristiwa | 27 Oktober 2023, 13:57 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi. (Sumber: Kemenkominfo)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengatakan bahwa informasi bohong atau hoaks terkait pemilihan umum atau Pemilu 2024 meningkat 10 kali lipat.

Kominfo hingga kini telah mengidentifikasi total 101 isu hoaks yang beredar mengenai Pemilu sejak Januari 2023 hingga 26 Oktober 2023.

"Sepanjang 2022 hanya terhadap 10 hoaks Pemilu, namun sepanjang Januari 2023 hingga 26 Oktober 2023 terdapat 91 isu hoaks Pemilu. Berarti terjadi peningkatan hampir 10 kali lipat isu hoaks dibandingkan tahun lalu," tutur Menkominfo Budi Arie Setiadi dalam Konferensi Pers Awas Hoaks Pemilu! di Media Center Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Jumat (27/10/2023).

Sejak Juli 2023 terjadi peningkatan signifikan dari bulan-bulan sebelumnya. Informasi hoaks tersebut ditemukan di berbagai kanal media sosial, paling banyak di aplikasi Facebook.

"Penyebaran hoaks dan disinformasi meski beragam, dapat ditemukan di beragam media sosial. Catatan kami menunjukkan penyebaran hoaks dan disinformasi terkait pemilu paling banyak ditemukan di platform facebook yang Meta kelola. Saat ini kami telah mengajukan take down 454 konten kepada pihak Meta,” ujarnya.

Baca Juga: Terungkap, Rumah Firli Bahuri di Kertanegara Jaksel Tidak Masuk LHKPN

Menurut Budi, keberadaan hoaks mengenai Pemilu tidak hanya menurunkan kualitas demokrasi, tapi juga berpotensi memecah belah bangsa.

"Tidak hanya menyasar para bacapres dan bacawapres, isu hoaks dan disinformasi yang kami temukan turut menyasar reputasi KPU dan penyelenggaraan pemilu untuk menimbulkan distrust terhadap Pemilu kita," ungkapnya. 

Kominfo Minta Waspadai Hoaks AI

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semual A. Pangerapan mengingatkan, saat ini teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sudah mulai digunakan dalam menciptakan hoaks. 

"Kemarin mungkin teman-teman juga sudah melihat bahwa video presiden tahun 2015 dilakukan editing menggunakan AI dan seolah-olah Presiden Jokowi mengucapkannya dalam bahasa Mandarin," tuturnya.

Penulis : Dian Nita Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV, kominfo.go.id


TERBARU