> >

MER C Berencana Kirim Relawan ke Gaza, yang Sudah di Lokasi Diminta Tetap di Sana

Humaniora | 10 Oktober 2023, 13:41 WIB
MER C berencana mengirim relawan kemanusiaan ke wilayah Gaza, Palestina, untuk membantu penanganan korban perang Hamas vs Israel. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV –  Medical Emergency Resceue Committee (MER C) berencana mengirim relawan kemanusiaan ke wilayah Gaza untuk membantu penanganan korban perang kelompok Hamas Palestina dengan Israel.

Ketua Presidium MER C, Sarbini Abdul Murad mengatakan, pertempuran antara pihak Palestina melawan Israel menimbulkan banyak korban sipil.

“Terjadi pertempuran antara pihak Palestina, dalam hal ini Hamas dengan Israel, yang banyak menimbulkan korban sipil,” tuturnya dalam konferensi pers, Selaasa (10/10/2023).

“Kita juga melihat bahwa Israel melakukan serangan-serangan brutal terhadap sasaran-sasaran sipil yang ada di Gaza, dengan alasan markas Hamas, dengan alasan bengkel pembuatan senjata, dengan alasan tempat persembunyian Hamas dan sebagainya,” tuturnya.

Menurutnya, hal itu merupakan upaya dari Israel untuk menghancurkan kemanusiaan yang ada di Palestina.

“Itu semua adalah upaya-upaya yang sistematis yang dilakukan oleh Israel, untuk melumpuhkan dan menghancurkan kemanusiaan yang ada di Gaza Palestina,” imbuhnya.

Baca Juga: Sebut Kehancuran Warga di Gaza Sangat Mengerikan, Palestina: Kami Akan Terus Membela Diri

Akibat dari pertempuran itu, kata dia, rumah sakit  Indonesia di Gaza  menerima gelombang korban akibat serangan Israel, dan saat ini mulai mengalami kekurangan obat-obatan.

“Pada hari ini rumah sakit Indonesia di Gaza mengalami kesulitan untuk pengobatan, melakukan tindakan-tindakan operasi,” katanya.

“Obat-obat bius, obat yang menyangkut tentang bedah, alat-alat atau instrumen bedah semakin lama semakin menipis karena jumlah korban yang begitu luar biasa,” tambahnya.

Kondisi tersebut diperparah dengan dokter yang mulai kelelahan menangani para korban, dan dapat berimbas buruk pada tenaga medis maupun para korban.

“Memandang hal itu, maka MER-C memandang perlu mengirimkan tim bedah dan tim bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina,” ujarnya.

Tim ini, kata dia, akan dipimpin oleh orang yang sangat berpengalaman, yang sering ke Gaza, yaitu Farid Alim.

“Menurut kami bukan hanya bantuan kemanusiaan tapi juga mempersiapkan untuk pembangunan poli spesialis yang ada di samping rumah sakit Indonesia di Gaza,” tuturnya,

“Kami minta pada Kementerian Luar Negeri agar bisa membantu memfasilitasi tim ini untuk sesegera mungkin bisa masuk ke Gaza,” tambahnya.

Dalam waktu yang angat singkat, lanjutnya, MER C akan berkoordinai dengan pihak Kementerian Luar Negeri dan pihak KBRI di Kairo untuk bisa memfasilitasi tim medis dan tim bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Pihaknya juga telah berkomunikasi dengan Direktur Perlindungan WNI, yang meminta agar seluruh warga negara Indonesia yang ada di Gaza untuk segera keluar dari wilayah itu mengingat kondisi semakin berbahaya.

“Dalam hal ini  Mer-C menegaskan bahwa relawan kita tetap stay di Gaza, ini adalah wakil dari rakyat Indonesia, mata, telinga, rakyat Indonesia,” imbuhnya, menegaskan.

“Maka kami memutuskan, pimpinan Mer-C meminta pada relawan kita untuk stay di Gaza untuk membantu korban-korban yang ada di Gaza, dengan catatan mereka mesti mampu menjaga diri mereka dan tidak melakukan hal-hal yang bisa mencelakakan diri mereka,” bebernya.

Sementara  Farid Alim selaku ketua tim tersebut merinci relawan yang bakal dikirimkan ke Gaza, yakni dua tenaga medis dan tiga enggineer.

“Kita berangkatkan lima orang, jadi satu orang medis spesialis ortopedi, lalu dokter anastesi, dan dua orang adalah engineer, satu pembantu engineer yang untuk stay di dalam Gaza,” katanya.

‘Namun kita sadari tidak mungkin kita masuk dalam waktu dekat ini, tapi kita harus ada di sekitar sana, bahwa kita akan melalui Mesir,” tuturnya.

Menurut dia, MER C mempunyai pengalaman mengirimkan bantuan kemanusiaan di Gaza pada tahun 2009.

Baca Juga: Jumlah WNI di Palestina 45 Orang dan di Israel Ada 230, Kemenlu Imbau Segera Tinggalkan Lokasi

“Kita punya pengalaman di 2009, dan kita mungkin akan diamanahkan lagi oleh masyarakat Indonesia untuk menyalurkan bantuan-bantuan yang saat ini dibutuhkan,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Judha Nugraha, Selasa (10/10/2023) menyebut ada 45 WNI di Palestina.

Rinciannya, 10 WNI berada di Gaza dan 35 WNI berada di Tepi Barat. Selain 45 WNI itu, terdapat 230 WNI yang sedang melakukan wisata religi di berbagai titik di Israel.

Meski demikian, Judha menyebut tidak ada WNI yang menjadi korban perang antara Kelompok Hamas dan Israel.

"Hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban," tutur dia.

Namun, menimbang situasi keamanan di tempat tersebut, Judha mengimbau agar para WNI segera meninggalkan Palestina dan Israel, menyusul semakin tingginya ketegangan di wilayah itu.

Kemlu juga meminta WNI agar tidak melakukan rencana perjalanan ke dua negara itu.

"Menimbang situasi keamanan terakhir dan demi keselamatan para WNI, Pemerintah Indonesia mengimbau agar WNI yang berada di wilayah Palestina maupun Israel segera meninggalkan wilayah tersebut," bebernya, dikutip Tribunnews.com.

Sementara itu bagi yang sudah merencanakan perjalanan ke kedua wilayah tersebut diminta untuk membatalkan rencananya hingga adanya pemberitahuan lebih lanjut dari pemerintah.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU