> >

Mengenang 121 Tahun Mohammad Hatta (III): Proklamasi tanpa Pesta, ke Pelaminan dengan Sederhana

Humaniora | 12 Agustus 2023, 07:30 WIB
Pernikahan Hatta dan Rahmi di Megamendung 18 November 1945. (Sumber: Istimewa -)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Puncak dari perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah adalah pembacaan teks Proklamasi 17 Agustus 1945. Pembacaan teks oleh Seokarno didampingi Hatta ini menjadi penanda hari kemerdekaan. Namun, pembacaan teks dan lahirnya Indonesia bukanlah tidak ada perayaan atau pesta. Semua berjalan normal seolah tak terjadi apa-apa.    

Sang Proklamator Hatta yang hari ini 12 Agustus tepat 121 tahun, membeberkannya. Rapat persiapan menjelang pembacaan teks proklamasi kemerdekaan dilaksanakan di rumah Laksamana Maeda, di Jakarta, pada malam tanggal 16 Agustus 1945 bertepatan dengan bulan puasa. 

Rapat di rumah perwakilan Jepang di Indonesia itu, dihadiri sejumlah tokoh seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Sayuti Melik, para pemuda, dan para anggota Cuo San In (semacam dewan perwakilan) yang ada di Jakarta.

Baca Juga: Jelang Proklamasi Kemerdekaan: Bom Atom Dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, Bung Hatta Terperanjat

Usai menyusun konsep yang akan dibacakan, Soekarno membuka rapat dan membacakan rapat pernyataan kemerdekaan yang sudah disusun, perlahan-lahan dan berulang-ulang.

Dalam buku "Menuju Gerbang Kemerdekaan" karya Mohammad hatta, dituliskan bahwa sesudah naskah dibacakan dihadapan peserta rapat, Soekarno pun bertanya kepada yang hadir, "Dapatkan saudara-saudara ini setuju?" Gemuruh suara mengatakan setuju. Soekarno harus mengulang pertanyaannya, dan dijawab oleh peserta yang hadir serempak "setuju!"   

Setelah itu, Soekarno pun menyatakan bahwa teks proklamasi akan dibacakan pada esok pagi, Jumat, 17 Agustus 1945 jam 10.00. Teks akan dibacakan di muka rakyat di halaman rumahnya di Pegangsaan Timur 56.

Maka sidang bersejarah itu berakhir Pukul 03.00 dini hari. Laksamana Maeda dan para pembantunya memberikan selamat kepada peserta rapat. Sebelum pulang, Hatta masih sempat makan sahur di rumah Laksamana Maeda. Menunya telur, roti dan ikan sardin karena tidak ada nasi. "Tetapi cukup mengenyangkan," kata Hatta.

Setelah mandi dan bercukur, bergegas ke Pegangsaan 56 untuk ikut dalam hari bersejarah itu. Hatta tiba 10 menit sebelum Pukul 10.00, karena dia adalah sosok yang selalu tepat waktu. 

Dan tepat Pukul 10.00 seperti yang dijanjikan, kemerdekaan Indonesia pun diproklamasikan. Lalu bendera merah putih dikibarkan dan lagu kebangsaan "Indonesia Raya" dinyanyikan. 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU