> >

Ini Rangkaian Acara Peringatan Waisak 2023 di Borobudur yang Dihadiri Biksu Mancanegara

Peristiwa | 27 Mei 2023, 15:11 WIB
Sebanyak 32 biksu berjalan kaki di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (12/5/2023), dalam perjalanan ritual keagamaan (thudong). Mereka berjalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur dalam rangka menyambut Hari Raya Waisak pada 4 Juni 2023. (Sumber: Antara/Fakhri Hermansyah)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Peringatan Hari Raya Tri Suci Waisak 2567 BE/2023 akan diadakan di Candi Borobudur, Minggu, 4 Juni 2023. Dalam perayaan Waisak di Borobudur, biksu dari mancanegera seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia, akan hadir.

Menurut Staf Khusus Menteri Agama Wibowo Prasetyo, menjelang digelarnya perayaan Waisak di Borobudur, dilakukan tradisi thudong di mana para biksu berjalan kaki dari Thailand ke Candi Borobudur.

Hal ini, kata dia, menjadi kebanggaan karena Candi Borobodur resmi menjadi tempat beribadah umat Buddha dunia.

“Hari Raya Waisak tahun ini juga menjadi simbol kebersamaan umat Buddha, dua organisasi keagamaan Budha terbesar di Indonesia, Walubi dan Permabudhi, berkomitmen untuk merayakan Hari Raya Waisak secara bersama-sama,” ujarnya di Jakarta, Jumat (26/5/2023), seperti yang dikutip dari kemenag.go.id.

Baca Juga: Terungkap, Ini Rahasia 32 Biksu Kuat Jalan Kaki dari Thailand ke Borobudur untuk Rayakan Waisak

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri tentang libur nasional dan cuti bersama, Hari Raya Waisak ditetapkan jatuh pada Minggu, 4 Juni 2023. Detik-detik Waisak di Indonesia akan dirayakan pada pukul 10.41 WIB.

Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama Supriyadi menerangkan, penetapan Hari Raya Tri Suci Waisak di Indonesia menggunakan metode Purnama-Sidhi berdasarkan perhitungan astronomi yang bersifat universal, ilmiah, dan modern.

Supriyadi merinci, satu tahun matahari berjumlah 365 hari. Sedangkan satu tahun lunar hanya 355 hari. Sehingga, terdapat perbedaan sepuluh hari setiap tahun.

Pada tahun kabisat lunar, dalam satu tahun terdapat 13 purnama. Pada saat itu, terdapat bulan Waisak ganda.

Maka, perhitungannya berpatokan pada kalender lunar/chandra Buddhis yang sudah menyesuaikan dengan perhitungan kalender matahari/solar-surya. Atau, perhitungan luni-solar yang setiap satu daur 19 tahun terdapat 7 tahun kabisat lunar dengan 7 bulan sisipan.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU