> >

Berkaca Kasus BSI Pakar Sebut Indonesia Butuh Pemimpin yang Pro Keamanan Siber

Politik | 23 Mei 2023, 07:48 WIB
Pakar Digital Forensik Pratama Persadha saat dihubungi di program Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Kamis (3/11/2022). (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Semua pimpinan di Indonesia harus berpikir serangan siber adalah nyata, apalagi saat ini seluruh sistem sudah masuk ke dunia digital.

Hal ini berkaca maraknya kasus serangan siber di Tanah Air. Kasus serangan siber terbaru menyasar ke lembaga perbankan pelat merah, Bank Syariah Indonesia atau BSI.

Pakar Keamanan Siber dari CISSReC Pratama Persadha menjelaskan begitu sistem masuk ke digital pasti akan ada ancaman serangan siber. 

Untuk itu para pemimpin harus berpikir serangan siber adalah nyatan dan pencegahannya harus meningkatkan keamanan siber. 

Baca Juga: Kasus BSI Bukti Kemanan Siber di Indonesia Lemah, dari Skala Satu sampai 10 Skornya 3

Menurut Pratama data-data pribadi penduduk Indonesia sangat laku di situs pasar gelap, yang nantinya digunakan untuk melakukan penipuan.

"Beberapa peretas karena dia berkepentingan terhadap data, mereka menjual data-data ini dan customer-nya sangat banyak sekali. Banyak yang mau data-data tertutama dari Indonesia. Bayangkan dari nomer handphone, nama dan alamat saja orang bisa melakukan penipuan," ujar Pratama di program Ni Luh KOMPAS TV, Senin (22/5/2023).

Pratama menambahkan langkah selanjutnya setelah menyadari serangan siber nyata, yakni mengamankan sistem.

Jika berbicara mengamankan sistem, teknologi penyebaran perangkat lunak harus dibuat secara benar benar.

Baca Juga: Awas! Penipuan Online Bermodus Undangan Pernikahan Digital, Ini Kata Polisi dan Pakar Keamanan Siber

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU