> >

Bulan Puasa yang Tak Biasa dan Kisah Penangkapan Pangeran Diponegoro

Humaniora | 30 Maret 2023, 17:05 WIB
Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh. (Sumber: Kemdikbud.go.id)

Hal ini yang membuat pejabat militer Belanda berhati-hati dalam menangkap Diponegoro. Mereka takut pertempuran meletus lagi.

Untuk antisipasi, dua satuan pasukan gerak cepat dikirim ke Magelang untuk melapis kekuatan  yang sudah ada di markas militer itu.

Baca Juga: Kisah Karya Raden Saleh Penangkapan Pangeran Diponegoro, Target Curian di Film, Sempat Tak Terawat

Akhirnya pada 28 Maret 1830 atau  hari kedua Lebaran, Diponegoro menemui De Kock untuk sebuah kunjungan silaturahmi.

Disebutkan bahwa kunjungan ke petinggi militer ini laksana jalan-jalan saja, sehingga Diponegoro tidak mengenakan pakaian resmi.

Tetapi, inilah puasa dan Lebaran terakhir Diponegoro di tanah kelahirannya, Pulau Jawa. 

Dalam lukisan Raden Seleh tentang penangkapan Diponegoro, sang pangeran digambarkan mengenakan sorban hijau dengan warna merah dan putih di pucuknya. Jubah putih di atas celana panjang, kemeja lengan panjang, stagen lebar berwarna kuning keemasan dengan tasbih yang menjuntai.

Saat itulah Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda secara licik. Setelah bertemu De Kock, Diponegoro langsung dibawa ke Batavia (dipenjara di Stadhuis, yang sekarang Kota Tua Jakarta). Ia kemudian diasingkan ke Manado, Sulawesi Utara, dan meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan pada 1855.         

 

 

 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU