> >

Berimajinasi untuk Merajut Rasa dan Makna bersama Palmerah, Yuk!

Gaya hidup | 22 Maret 2023, 04:05 WIB
Palmerah, Yuk! kali ini juga menghadirkan sesi talkshow dengan topik pembicaraan Buku dan Film: Berimajinasi untuk Merajut Rasa dan Makna. (Sumber: Dok Corporate Communication Kompas Gramedia)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Acara Palmerah, Yuk! kembali digelar pada minggu kemarin, tepatnya pada hari Jumat, 17 Maret 2023 di Bentara Budaya Jakarta.

Palmerah, Yuk! kali ini juga menghadirkan sesi talkshow dengan topik pembicaraan Buku dan Film: Berimajinasi untuk Merajut Rasa dan Makna.

Talkshow ini membahas dan memberikan insight kepada teman-teman Warga KG serta pengunjung dengan diisi oleh beberapa narasumber, yaitu Direktur Rekata Studio Adi Ekatama, Penulis Eka Kurniawan, Sutradara dan Penulis Wregas Bhanuteja, serta Jurnalis Harian Kompas Sarie Febriane sebagai moderator.

Acara Palmerah, Yuk! dapat dinikmati oleh semua pengunjung di sekitar Palmerah. Sambil menikmati makanan yang ada, pengunjung juga dapat mendengarkan sesi Bincang Sore. Narasumber saling berbagi insight yang sangat bermanfaat selama sesi Bincang Sore berlangsung.

Narasumber juga menyampaikan pendapatnya mengenai sebuah karya dalam bentuk tulisan yang kemudian diangkat sebagai bentuk karya lainnya terutama film. Sebagai pembuat karya, narasumber berbagi pengalaman mengenai bagaimana karyanya sebagai karya tulis kemudian diangkat atau dibuat menjadi bentuk karya lain seperti film, film pendek, ataupun series.

Baca Juga: Bincang Siang: Menggugat Peran Pers dan Media di Tengah Banjir Informasi bersama Palmerah, Yuk!

“Film adalah hanya bentuk lain dari sebuah cerita. Film itu merupakan sebuah cerita dengan visual yang disesuaikan oleh siapa yang ditujukan atau kepada siapa cerita itu ingin diceritakan."

"Jadi, bagaimana sebuah cerita yang sama dibuat menjadi film akan menyesuaikan dengan siapa yang menontonnya. Asal muasal dari cerita itu sebelum menjadi cerita adalah bentuk yang tergolong general dan dapat dinikmati oleh segmentasi yang lebih luas,” ucap Alumnus Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta, Wregas Bhanuteja.

Narasumber juga memberikan pendapat bahwa saat ini kita telah dimudahkan oleh teknologi untuk mengakses suatu karya, baik itu tulisan dalam bentuk buku atau sebuah film.

Saat ini, untuk menikmati film, kita tidak harus menontonnya di bioskop, tapi sudah banyak platform untuk streaming film. Masing-masing platform tersebut tentunya memiliki target market yang berbeda-beda. Oleh karena itu, jangkauan sebuah karya yang telah dibuat dapat menjadi lebih luas dan lebih detail.

“Menurut saya, kita sudah dimudahkan dengan teknologi seperti streaming platform seperti Netflix. Tentunya selain Netflix, kita juga punya platform-platform lain. Hal itu memudahkan kita untuk menggeneralisasikan sesuatu."

"Jadi sebenarnya kita bisa menargetkan target market kita dengan detail untuk siapa film ini dibuat dan bagaimana sebuah karya tulisan direalisasikan menjadi sebuah film,” tambah Direktur Rekata Studio Adi Ekatama.

Perbincangan mengenai karya tulis dan film pun terus berlanjut. Narasumber juga membahas bagaimana proses sebuah karya tulis bahkan bisa dilihat oleh banyak orang. Para penulis itu susah untuk mendapatkan uang dengan cepat, bisa jadi karya yang baru terkenal itu sudah ditulis bertahun-tahun lalu.

Selain itu, proses untuk mengangkat karya tulis menjadi sebuah film atau series pun tergolong tidak mudah.

“Penulis itu kan relatif bikin karya tapi tidak langsung mendapatkan uang, biasanya mereka dapet 6 bulan atau bahkan 10 tahun kemudian. Namun penulis sekarang juga kurang tahu bahwa UU hak cipta sekarang yang telah diperbarui itu cenderung melindungi karya kita."

"Makanya saya ingin para penulis itu sebelum karyanya dibeli, mereka tuh cukup teredukasi dengan bagaimana karyanya akan diproses dan mendapatkan kredit yang cukup, baik dari produser ataupun masyarakat,” tambah Penulis Eka Kurniawan.

Sesi Bincang Sore diakhiri oleh pesan dari narasumber bahwa semua karya itu layak untuk diapresiasi, bagaimanapun bentuknya.

Baca Juga: Ajak Pengunjung untuk Melek Teknologi Digital, Palmerah, Yuk! Kali Ini Bahas NFT

Kegiatan Palmerah, Yuk! pekan ini memberikan banyak insight untuk pengunjung mengenai bagaimana karya tulis diangkat menjadi sebuah karya film. Selain itu, dalam kegiatan Palmerah, Yuk! pekan ini tentunya menghadirkan banyak pilihan tenant makanan, minuman, dan buku untuk bercengkerama.

Selain karyawan, kegiatan ini juga bisa dikunjungi oleh masyarakat umum. Hari ini, semangat kolaborasi itu hadir dalam bentuk bersantap, bernyanyi, dan berdiskusi bersama di Palmerah, Yuk!.

Palmerah, Yuk! Pekan ini menghadirkan Pasar Jumat yang diadakan mulai Pukul 09.00 - 18.00 WIB. Jajanan lezat yang hadir di Palmerah, Yuk! diisi oleh booth vinyl, Tenda Baca, sekaligus berbagai tenant makanan, seperti Mie Kocok Bandung Marika, Akar Dimsum, Sigadang, Jakger, Kemayoran 1958, Pempek Ny. Kleta x Dawet Kemayu, Etsu Cake, Mungiharjo.

Makanan tersebut bisa dinikmati secara gratis oleh para pengunjung melalui sesi happy hour yang terbagi menjadi dua sesi, yaitu sesi siang yang dimulai Pukul 10.00 - 11.00 WIB dan sesi sore yang dimulai Pukul 15.00 - 16.00 WIB.

 

Penulis : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU