> >

Respons Warga Korban Kebakaran Depo Plumpang soal Wacana Relokasi: Pasrah-Setuju Asal Tak di Rusun

Peristiwa | 6 Maret 2023, 05:35 WIB
Sejumlah warga berada di dekat permukiman penduduk yang hangus terbakar akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang di Jalan Koramil, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (4/3/2023). (Sumber: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sejumlah warga angkat bicara terkait wacana relokasi permukimannya imbas tragedi kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara pada Jumat (3/3/2023).

Respons warga pun beragam, ada yang pasrah hingga bersedia pindah asal bukan di Rumah Susun (Rusun).

Sikap pasrah ditunjukan Muhammad Syairuddin (54). Dia mengatakan akan menerima relokasi tersebut karena tak punya pilihan lain usai rumahnya dilalap si jago merah.

"Setelah insiden kebakaran, hal yang paling saya butuhkan adalah tempat tinggal. Tidak di sini pun sepertinya tidak mengapa. Sebab rumah menjadi kebutuhan paling penting sekarang," kata Syairuddin, Minggu (5/3/2023), dikutip dari Kompas.com.

Senada dengan Syairuddin, Eni (45), yang juga terdampak kebakaran hebat di Depo Pertamina Plumpang juga mengaku pasrah jika harus direlokasi.

"Ya, apa kata nasib saja kalau itu sih (direlokasi)," kata Eni.

Meski mengaku pasrah, namun jika boleh memilih, Eni berharap jika yang direlokasi bukan permukiman warga, melainkan Depo Pertamina tersebut.

"Kalau boleh memilih, mending deponya yang dipindah. Saya ada sertifikat tanah sendiri. Sudah ada puluhan tahun di situ," jelasnya.

Sementara itu, Ryan (34), pemilik usaha warkop di Jalan Tanah Merah mengaku berat jika harus direlokasi atau pindah dari wilayah tersebut.

Pasalnya selain untuk berdagang, warkop itu juga ia gunakan sebagai tempat tinggalnya bersama sang istri.

"Berat lah, orang udah lama di sini," kata Ryan, Minggu, dikutip dari Tribunnews.

Namun, Ryan mengaku akan mengikuti instruksi pemerintah bila relokasi yang dilakukan berlangsung adil dan tempat yang diberikan layak untuk ditinggali.

Baca Juga: Energy Watch Nilai Relokasi Warga Sekitar Depo Plumpang Jadi Opsi Paling Strategis, Ini Alasannya

Dia tak ingin pemerintah hanya memindahkan warga tanpa adanya solusi jika nantinya benar-benar dipindah dari lokasi tersebut.

"Boleh saja dipindahin kalau memang dijamin sama fasilitas yang bener gitu kan. Tapi jangan ngomong doang aja," ujarnya.

Warga lainnya yakni Rohani (49) mengaku bersedia dilakukan relokasi, asalkan pemerintah dapat mencarikan tempat lain asal bukan rusun.

"Ya, di mana saja (relokasinya), asal jangan di rusun," kata Rohani saat berbincang dengan Kompas.com, Minggu (5/3).

"Kalau rusun, kesannya tertutup, enggak suka, enggak lihat matahari. Kalau saya mah sukanya lingkungan, biar pun kecil tapi lingkungan (permukiman) gitu."

Diberitakan sebelumnya, Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara mengalami kebakaran pada Jumat (3/3/2023) malam.

Lokasi depo yang dekat dengan permukiman warga membuat api juga membakar rumah-rumah warga. Peristiwa tersebut juga mengakibatkan belasan orang meninggal dunia.

Terkait kejadian ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan Menteri BUMN Erick Thohir dan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk segera mencari solusi.

Kepala Negara membuka dua opsi, yakni merelokasi warga di sekitar Depo Pertamia Plumpang yang berada di wilayah Tanah Merah atau relokasi Depo Pertamina.

"Bisa saja Plumpangnya (Depo Pertamina Plumpang, -red) yang digeser ke reklamasi, atau penduduknya yang digeser ke relokasi," kata Jokowi saat meninjau langsung posko pengungsian warga terdampak kebakaran tersebut, Minggu (5/3).

"Terutama karena ini memang zona yang bahaya, tidak bisa lagi ditinggali, tetapi harus ada solusinya."

Baca Juga: Presiden Jokowi Sebut Lokasi Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Zona Bahaya: Tak Bisa Lagi Ditinggali

 

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV/Kompas.com/Tribunnews.com


TERBARU