> >

PKS Nilai Anies Baswedan Sosok Pemimpin yang Mampu Pupuk Kebersamaan, Bukan Menabur Kebencian

Rumah pemilu | 26 Februari 2023, 10:23 WIB
Bakal calon presiden Anies Baswedan memberi pidato politik di pembukaan Rakernas PKS di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (24/2/2023). (Sumber: Tangkapan layar KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS — Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai Anies Baswedan merupakan sosok pemimpin yang mampu memupuk rasa kebersamaan, bukan menabur sentimen kebencian.

Penilaian tersebut disampaikan oleh Presiden PKS Ahmad Syaikhu dalam pidato politik di penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PKS 2023 di Jakarta, Sabtu (25/2/2023) malam.

Menurut Syaikhu, setiap masa ada pemimpinnya dan setiap pemimpin ada tantangannya.

Oleh sebab itu, kata dia, kepemimpinan nasional mendatang harus mampu melihat sisi baik pemerintah periode sebelumnya dan menggunakan prinsip pembangunan berkelanjutan sebagai landasan menjalankan pemerintahan ke depan.

PKS, lanjut Syaikhu menilai bahwa Anies Baswedan merupakan sosok yang mampu mewujudkan hal tersebut untuk menjadi Presiden RI selanjutnya.

”Yang dalam pandangan kami, beliau memiliki kapasitas menyatukan seluruh elemen bangsa,” tuturnya, dikutip dari pemberitaan Kompas.id, Sabtu (25/2).

Baca Juga: Hadir di Rakernas PKS, Anies Cerita soal Harapan Kesejahteraan bagi Semua, Bukan Sebagian

“Beliau merupakan sosok pemimpin yang mampu memupuk rasa kebersamaan, bukan menabur sentimen kebencian. Serta punya kapasitas untuk menghadirkan keadilan dan kesejahteraan,” tuturnya.

PKS ingin Indonesia dibangun dengan prinsip perubahan

Dalam kesempatan itu, Syaikhu juga menyebut bahwa PKS ingin Indonesia dibangun dengan prinsip perubahan dan keberlanjutan jika dipercaya memimpin negeri.

”Jika ada masyarakat yang bertanya apa yang akan dilakukan PKS jika diberi amanah memimpin? Insya Allah kita akan membangun Indonesia dengan prinsip perubahan dan keberlanjutan,” kata dia.

Ia menyebut bahwa pemerintahan boleh berganti, tetapi kesinambungan dalam pembangunan tidak boleh terhenti.

Menurutnya, pemilu bukan hanya momentum pergantian kekuasaan dan kepemimpinan nasional, tetapi juga momentum perubahan bangsa ke arah yang lebih baik.

PKS, lanjut dia, ingin wajah demokrasi Indonesia lebih cerah di masa mendatang, yakni demokrasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan, kesetaraan, keadilan, dan perlindungan terhadap hak asasi manusia.

”Kita ingin penegakan hukum yang tidak tebang pilih. Kita ingin ekonomi yang berdaulat dan berkeadilan mampu diwujudkan untuk menghadirkan kesejahteraan, bukan justru memperlebar ketimpangan,” katanya.

Penutupan Rakernas PKS 2023 berlangsung meriah. Acara dibuka dengan penampilan musik dan koreografi lagu-lagu nasional yang disambut tepuk tangan peserta.

Terpisah, Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai, terjadi penyesuaian narasi kampanye dari sisi partai-partai politik pendukung Anies, terutama PKS.

Ada sejumlah hal yang mendoong perubahan narasi kampanye itu, di antaranya, respons terhadap perlunya pembangunan berkelanjutan dan kebutuhan elektoral untuk mendapatkan dukungan dari pemilih Jokowi.

”Penyesuaian narasi ini juga merupakan respons atau adaptasi terhadap dukungan publik yang masih tinggi terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo,” katanya.

Baca Juga: Tanggapi Permintaan NasDem agar Deklarasikan Anies secara Formal, AHY: Sikap Demokrat Sangat Jelas

Penyesuaian narasi, lanjut Arya, merupakan usaha PKS mengubah citra Anies dari sosok yang dianggap ”berlawanan” dengan Jokowi menjadi calon yang bersahabat dengan Jokowi.

Sebab, PKS ingin mendapat perhatian dari pemilih yang menginginkan keberlanjutan dan pemilih yang ingin perubahan.

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas.id


TERBARU