> >

Arif Rachman: Ferdy Sambo Bukan Pimpinan yang Mengayomi, Dia Menarik Saya ke Dalam Jurang

Hukum | 3 Februari 2023, 13:45 WIB
Terdakwa Ferdy Sambo saat mengikuti sidang tuntutan jaksa di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (17/1/2023). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Terdakwa Arif Rachman Arifin menilai Ferdy Sambo bukanlah sosok pemimpin yang dapat mengayomi dan menjaga anak buah.

Sebab fakta yang dialaminya, Arif Rachman Arifin mengaku justru diancam saat mencoba jujur mengatakan soal peristiwa tewasnya Nofriansyah Yosua Hutabarat di rumah Duren Tiga.

Hal tersebut disampaikan Arif Rachman Arifin di dalam nota pembelaan atau pleidoinya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat (3/2/2023).

“Yang saya alami adalah, pimpinan saya merupakan sosok yang tidak menjaga. Pimpinan saya malah menarik saya ke dalam jurang dengan mengancam agar patuh,” ucap Arif Rachman.

“Selanjutnya bahkan menjadi marah karena saya berusaha untuk jujur agar terlepas dari tarikan yang bisa menjerumuskan ke dalam jurang yang lebih dalam lagi.”

Baca Juga: Arif Rachman Curhat Tak Didukung Hendra Kurniawan Bongkar Kejanggalan: Malah Dihadapkan ke Sambo

Dari kejadian ini, Arif mengaku mengambil hikmah bahwa menjadi seorang pimpinan bukan hanya tentang mengemban jabatan dan berkuasa. Melainkan, menjadi pimpinan harus lebih bijak melihat apa yang terjadi dengan bawahan atau anggota.

 

“Hal terpenting adalah harus bertanggungjawab terhadap bawahan,” ujar Arif Rachman.

Bahkan, sambung Arif, dalam Undang-Undang Administrasi Pemerintahan juga terasa bahwa semangatnya adalah bawahan itu dilindungi.

Karena perihal strategi pengambilan keputusan serta strategi bertindak semua ada pada Pundak atasan. 

“Kondisi budaya organisasi Polri yang sangat kental dengan budaya militer, seorang bawahan akan lebih banyak menjalankan perintah dari atasan dengan tidak banyak berpikir,” kata Arif.

Baca Juga: Menanti Keadilan Hakim untuk Pembunuh Brigadir J, Ini Jadwal Vonis Ferdy Sambo hingga Eliezer

Kini, Arif Rachman hanya dapat berharap setelah tidak dibela, dijerumuskan, dimusuhi, masih ada keadilan untuknya di persidangan.

“Apakah adil jika semua pihak menyalahkan, memusuhi, memojokkan saya bahkan memfitnah saya atas kondisi yang tidak kuasa saya hindari? Apakah adil jika orang yang tidak bersedia menjamin keselamatan saya kemudian meminta banyak hal dari saya?” tanya Arif Rachman.

“Meminta saya bersikap ideal dalam kondisi tidak ada jaminan keselamatan fisik dan psikis yang ideal dan sebanding?”

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU