> >

Pengamat: Perekrutan Artis dan Nama Besar Rusak Kaderisasi Parpol

Politik | 20 Januari 2023, 14:57 WIB
Para perwakilan pimpinan partai politik menerima plakat nomor urut yang diperoleh dalam Pengundian dan Penetapan Nomor Partai Politik Peserta Pemilihan Umum 2024 di halaman Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu (14/12/2022). (Sumber: KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO)

JAKARTA, KOMPAS TV - Pengamat politik dari Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menilai fenomena partai politik (parpol) merekrut nama-nama beken dari mulai artis hingga tokoh-tokoh penting di masing-masing daerah, merusak kaderisasi. 

Jelang Pemilu 2024, sejumlah parpol merekrut artis hingga kepala daerah demi meraih suara pada pesta demokrasi nanti. 

Baca Juga: Golkar Siapkan Ridwan Kamil untuk Tampil di Pilkada Serentak 2024

Salah satu contoh teranyar, bergabungnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ke Partai Golkar. 

Sebelumnya, ada mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi yang memilih meninggalkan Golkar dan pindah ke Perindo. 

Lalu masuknya artis Surya Utama atau yang lebih dikenal dengan nama Uya Kuya, ke Partai Amanat Nasional (PAN).

Pangi menilai fenomena ini berdampak buruk terhadap sistem kepartaian.

"Di sisi lain ini tidak baik terhadap sistem kepartaian kita, karena mendahulukan orang. Tentu ini akan merusak proses kaderisasi juga," kata Pangi kepada Kompas TV, Jumat (20/1/2023).

Menurut dia, kehadiran nama besar di suatu partai belum tentu bisa menaikkan perolehan suara parpol tersebut pada Pemilu 2024. 

"Pada pemillu 2019 menunjukkan bahwa efek Pak Jokowi terhadap PDIP yang mengusung Pak Jokowi, temuan PDIP hanya mengalami kenaikan sangat kecil sebesar 0,38 persen."

Penulis : Fadel Prayoga Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU