> >

Pendiri Teater Koma Norbertus Riantiarno Meninggal Dunia, Sempat Dirawat di Rumah Sakit

Peristiwa | 20 Januari 2023, 09:26 WIB
Tokoh teater pendiri Teater Koma, Norbertus Riantiarno atau Nano Riantiarno mengunggah foto melalui Instagramnya pada 17 Desember 2022. (Sumber: Instagram @nanoriantiarno)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pendiri Teater Koma yang merupakan aktor, penulis, dan sutradara Norbertus Riantiarno meninggal dunia, Jumat (20/1/2023).

Kabar duka itu disebarkan oleh istrinya, Ratna Riantiarno, serta Teater Koma melalui media sosial. Laki-laki kelahiran Cirebon, 6 Juni 1949 itu mengembuskan napas terakhir di kediamannya pada Jumat (20/1) pukul 06.58 WIB.

"Telah berpulang ke rumah Bapa di Surga, suami, ayah, kakak, guru kami tercinta, Norbertus (Nano) Riantiarno, di rumah beliau, pagi hari, Jumat, 20 Januari 2023, pukul 06.58 WIB," tulis informasi yang disebarkan oleh keluarga dan Teater Koma, Jumat.

Tak disebutkan penyebab kematian pria yang akrab dipanggil Nano Riantiarno itu. Namun, sebelumnya keluarga sempat mengabarkan bahwa ia masuk rumah sakit pada akhir tahun 2022 lalu.

Jenazah tokoh teater Indonesia itu akan disemayamkan di rumah duka Sanggar Teater Koma, Jl. Cempaka Raya No. 15, Bintaro, Jakarta Selatan.

Nano Riantiarno rencananya akan dimakamkan pada Sabtu (21/1/2023) di Taman Makam Giri Tama, Tonjong, Bogor, Jawa Barat.

Baca Juga: 7 November, Mengenang WS Rendra, Penyair yang Dijuluki "Si Burung Merak" Pendiri Bengkel Teater

Pada 8 Januari 2023, Ratna menunggah foto para sahabat yang menjenguk suaminya di Rumah Sakit Kanker Dharmais.

"Kunjungan penyemangat dari para sahabat," tulis Ratna, 8 Januari 2023.

Sebelumnya, pada perayaan Natal 2022 akun instagram Nano Riantiarno juga mengunggah foto yang menunjukkan sutradara Sampek Eng Tay itu sedang dijenguk oleh teman-temannya dari Teater Koma.

Nano Riantiarno tampak terbaring di tempat tidurnya dan mengenakan selang oksigen pada 25 Desember 2022.

Beberapa tokoh yang tampak menjenguk laki-laki yang pernah mengenyam pendidikan di Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) itu, di antaranya aktor Slamet Djarot dan Widyawati Sophian.

Doa dan ucapan turut berduka cita pun mengalir kepada salah satu tokoh legenda teater Indonesia itu.

"Selamat jalan pak Nano Riantiarno. Sosok luar biasa dalam teater Indonesia yang membuat kita sampai detik ini masih percaya bahwa lampu panggung tak boleh padam dan teater harus tetap dinyalakan," tulis Alif Raung di Twitter, Jumat (20/1).

"RIP! Pak Nano, salah satu tokoh seniman yang konsisten menghidupkan teater Indonesia dengan karya-karya cerdas. Semoga Bu Ratna dan keluarga diberi ketabahan," tulis Ahmad Junaidi.

Baca Juga: Ketua MK Anwar Usman, Pemain Teater yang Jatuh Hati Pada Idayati, Puteri Solo Adik Jokowi

Melansir dari situs Teater Koma, Nano Riantiarno telah menggelar ratusan produksi panggung dan televisi.

Beberapa karya panggungnya, di antaranya Rumah Kertas, Pialang Segitiga Emas, Opera Primadona, Cinta yang Serakah, dan Presiden Burung-Burung.

Ia juga telah memanggungkan karya-karya penulis kelas dunia, antara lain Woyzeck/Georg Buchner, The Threepenny Opera dan The Good Person of Shechzwan/Bertolt Brecht, The Comedy of Error dan Romeo Juliet/William Shakespeare, Women in Parliament/Aristophanes, Animal Farm/George Orwell, The Crucible/Arthur Miller, Orang Kaya Baru dan Tartuffe atau Republik Togog/Moliere, The Marriage of Figaro/Beaumarchaise.

Nano Riantiarno juga telah menerima banyak penghargaan, baik dari karya skenario film maupun televisi. Ia juga menerima sejumlah anugerah kesenian, baik dari Pemerintah maupun Dewan Film Nasional.

Ia juga menulis sejumlah novel di antaranya, "Ranjang Bayi dan 18 Fiksi" yang diterbitkan KOMPAS pada 2005. Lalu "Roman Primadona" yang diterbitkan Gramedia pada 2006.

Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta periode 1985-1990. Nano Riantiarno juga merupakan anggota Komite Artistik Seni Pentas untuk KIAS (Kesenian Indonesia di Amerika Serikat) pada 1991-1992 serta anggota Board of Artistic Art Summit Indonesia pada 2004.

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU