> >

SMRC: Publik yang Puas dengan Kinerja Jokowi Tolak Perubahan Masa Jabatan Presiden

Rumah pemilu | 29 Desember 2022, 16:36 WIB
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Survei SMRC menunjukkan publik yang puas dengan kinerja Jokowi menolak adanya perubahan masa jabatan presiden. (Sumber: Instagram @jokowi)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan publik yang puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) menolak adanya perubahan masa jabatan presiden. 

Peneliti Saiful Mujani menjelaskan, isu penundaan pemilu kembali muncul usai Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) pada 8 Desember 2022 lalu mengajak masyarakat untuk memikirkan kembali keputusan untuk menggelar pemilu pada 2024.

Bamsoet mengemukakan sejumlah alasan yaitu potensi memanasnya suhu politik, pemulihan akibat pandemi Covid-19, ancaman global dan bencana, serta tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Baca Juga: Survei SMRC: 10 Persen Pemilih PDIP dari Masyarakat Mengaku Tak Puas dengan Kinerja Presiden Jokowi

Soal kinerja Jokowi, SMRC sendiri memiliki data mengenai tren tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi sejak 2015. Memang, tingkat kepuasan publik pada kinerja Jokowi cenderung baik dan menguat. 

Pada survei terakhir yang dilakukan pada Desember 2022, tingkat kepuasan publik pada kinerja Jokowi mencapai angka 74,2 persen.

Lantas, apakah tinggi kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi bisa menjadi alasan agar Jokowi bisa kembali memimpin Indonesia untuk ketiga kalinya.

Baca Juga: Survey SMRC: PDI Perjuangan Paling Banyak Dapat Dukungan dari Publik

Survei SMRC pada Mei 2021, September 2021, Maret 2022, dan Oktober 2022 menunjukkan, mayoritas publik ingin mempertahankan ketentuan masa jabatan presiden hanya dua kali.

Dalam empat kali survei tersebut, rata-rata 77 persen publik ingin ketentuan itu dipertahankan. Sementara yang ingin mengubahnya hanya 13 persen.

Menurut pakar politik dan pendiri SMRC, Saiful Mujani, data tersebut menunjukkan fenomena yang menarik. Pasalnya, di satu sisi pubik puas dengan kinerja Jokowi. Tapi di sisi lain, rangkaian pemilu, demokrasi, dan pembatasan kekuasaan berada di tangan rakyat.

“Kinerja presiden yang dinilai baik bukan berarti bahwa dia harus terus berkuasa,” kata Saiful dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas TV, Kamis (29/12/2022).

Baca Juga: Anies Baswedan Jajaki Duet Dengan AHY, SMRC: Elektabilitas, Kemungkinan AHY Jadi Bacawapres

Survei ini juga menunjukkan 59 persen publik tidak setuju atau sangat tidak setuju Presiden Jokowi kembali menjadi calon presiden untuk ketiga kalinya pada Pemilu 2024 nanti.

Yang setuju hanya 36 persen dan yang tidak punya sikap 6 persen.

 

Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU