> >

Gunung Semeru Keluarkan Awan Panas, Sebagian Warga Mengungsi, Beberapa Jalur Ditutup

Update | 4 Desember 2022, 13:14 WIB
Erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur pagi ini, Minggu (4/12/2022). (Sumber: PVMBG KESDM)

LUMAJANG, KOMPAS.TV - Gunung Semeru kembali meluncurkan awan panas pada Minggu (4/12/2022) sehingga menyebabkan sebagian warga mengungsi secara mandiri.

Berdasarkan laporan dari jurnalis Kompas TV Abdul Rohman, pada pukul 11.05 WIB siang ini panjang aliran awan panas dari kawah Gunung Semeru telah mencapai 10 kilometer.

Awan panas itu bergerak menuju Curah Kobokan ke arah Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Penduduk di sejumlah daerah terdampak, di antaranya Curah Kobokan, Dusun Kajar Kuning, Desa Sumber Wuluh, dan Desa Penanggal Lumajang telah mengungsi secara mandiri.

Sementara itu, pemerintah daerah sudah menutup jalur Curah Kobokan yang berada di wilayah selatan Kabupaten Lumajang, sehingga sudah tidak ada lagi aktivitas warga di daerah tersebut.

Sejumlah petugas keamanan, termasuk TNI juga disiagakan untuk berjaga di daerah pintu masuk wilayah Kabupaten Malang agar masyarakat tidak melintas di daerah Curah Kobokan.

Pasukan gabungan itu disiagakan di sisi timur maupun selatan Kabupaten Lumajang. Selain itu, petugas dari Dinas Sosial dan ambulans juga berjaga di sejumlah titik.

Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi 3 Kali Berturut-turut pada Awal Desember 2022, Status Siaga

Berdasarkan keterangan resmi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), gunung tertinggi di Jawa Timur itu berstatus siaga sejak 16 Desember 2021.

Erupsi terbaru terjadi pada Minggu (4/12) dini hari pukul 02.46 WIB. Gunung Semeru tampak mengeluarkan awan panas setinggi kurang lebih 1.500 kilometer dari puncak.

Awan panas guguran tersebut berlangsung terus-menerus hingga pukul 06.00 WIB dengan jarak luncuran mencapai 7 kilometer.

Gempa vulkanik juga terjadi sebanyak delapan kali sejak tengah malam hingga pukul 06.00 WIB pada Minggu. 

 

"Hal ini menunjukkan aktivitas erupsi dan awan panas guguran di Gunungapi Semeru masih sangat tinggi," tulis keterangan resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Minggu.

Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga dinilai masih tinggi karena tingginya curah hujan di Gunung Semeru.

Oleh karena itu PVMBG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Terutama di daerah Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besik Sat.

Baca Juga: Ini Penjelasan tentang Sesar Garsela yang Disebut-sebut Picu Gempa Merusak di Garut

Aliran lahar juga berpotensi mengalir di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai Besuk Kobokan.

Masyarakat juga diimbau agar hanya mengikuti arahan dari instansi yang berwenang dan tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak bertanggung jawab terkait aktivitas maupun erupsi Gunung Semeru.

Sebelumnya, erupsi Gunung Semeru juga terjadi berturut-turut pada Jumat (2/12) dan Sabtu (3/12). 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU