> >

Sembilan Hari Gempa Cianjur: Petani Trauma ke Sawah, Sekolah Masih Libur, Harga Sayuran Naik

Update | 30 November 2022, 15:47 WIB
mayoritas petani di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, masih enggan kembali menggarap sawah karena merasa trauma dengan kejadian gempa bumi. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

"Untungnya, padi yang saya tanam masih masa pertumbuhan, belum siap panen, jadi tidak terlalu rugi," tambahnya. 

Lahan sawah yang rusak di wilayah itu total mencapai 5 hektare lebih yang berada di pusat gempa. Situasi di lokasi tampak sepi dari aktivitas petani. Kepala Desa Nagrak Hendy Saiful yang dijumpai di kantor desa setempat membenarkan, mayoritas petani di wilayahnya belum berani kembali ke sawah.

Dari total luas desa 422 hektare, sebanyak 313 di antaranya merupakan lahan sawah garapan dan milik penduduk setempat yang dikelola swadaya. Selain ancaman gempa susulan, kata Hendy, areal sawah yang terletak di dataran tinggi itu juga rawan dengan angin puting beliung.

Baca Juga: Cerita Relawan Tak Bisa Optimal Salurkan Air Bersih Karena Macet di Lokasi Gempa Cianjur

"Selain khawatir gempa, petani di sini ada yang sempat terlempar angin puting beliung saat gempa terjadi. Mereka masih trauma dan memilih tetap ada di rumah atau tenda pengungsian," kata Hendy. 

Sementara itu, aktivitas belajar mengajar di wilayah Cianjur masih dihentikan. Seluruh siswa masih belajar di rumah hingga batas waktu yang belum ditentukan. 

"Soalnya masih ada gempa susulan, jadi biar aman suruh libur dulu sekolahnya," kata seorang ibu rumah tangga bernama Bisma, saat dihubungi Kompas TV (30/11).

Bisma tinggal di Kecamatan Gekbrong, Cianjur. Saat gempar bermagnitudo 5,1 terjadi, rumahnya retak sedikit. Namun retakan itu jadi makin besar saat gempa susulan terjadi keesokan harinya, dengan kekuatan 4,1 magnitudo. 

Baca Juga: Polisi Berlakukan Buka Tutup Jalur Menuju Lokasi Bencana Gempa Cianjur

"Sempat mengungsi ke rumah mertua, tapi sekarang udah balik lagi," ucapnya. 

Rumah Bisma berjarak 7 kilometer dari pusat gempa di Cugenang. Menurutnya, aktivitas masyarakat di wilayahnya sudah kembali normal, kecuali untuk sekolah. 

"Yang kerja enggak pernah libur. Beberapa juga sudah mulai nongkrong di warung kopi," tuturnya. 

Bisma mengaku tak kesulitan mendapat pasokan sayuran. Harga-harga sayuran di pasar dekat rumahnya memang mengalami kenaikan, tapi tidak terlalu tinggi. 

Sedangkan harga sembako tidak mengalami kenaikan. 

Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto

Sumber : Antara, Kompas TV


TERBARU