> >

Cakupan Vaksinasi Rendah, 30 Provinsi Indonesia Berisiko Tinggi KLB Polio

Kesehatan | 20 November 2022, 05:05 WIB
Data Kementerian Kesehatan mengenail cakupan vaksinasi polio, disiarkan pada Sabtu (19/11/2022). (Sumber: Devi Nindy/Antara)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Setidaknya terdapat 30 provinsi dan 415 kabupaten/kota di Indonesia yang berisiko tinggi mengalami kejadian luar biasa (KLB) polio.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI dr. Maxi Rein Rondonuwu, Sabtu (19/11/2022).

Kata Maxi, risiko tersebut muncul karena rendahnya cakupan vaksinasi polio. Namun, ia tidak mengatakan provinsi mana saja yang rentan KLB polio.

"Kalau kita lihat pada 30 provinsi dan 415 kabupaten/kota semua masuk kriteria tinggi, high risk, cakupan vaksinasi polio rendah semua. Jadi kini ke Indonesia high risk untuk terjadinya KLB (kejadian luar biasa) polio," kata Maxi dalam konferensi pers virtual, Sabtu (19/11) dikutip Antara.

Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Polio Sebagai KLB Pasca Temuan Satu Kasus di Pidie Aceh

Menurut Maxi, saat ini, vaksinasi polio di Indonesia menggunakan vaksin tetes bivalent oral polio vaccine (BOPV). Vaksin tersebut diberikan empat kali selama empat bulan, berguna mencegah virus polio tipe 1 dan 2.

 

Kemudian pemberian vaksin polio dikombinasikan dengan Inactive Polio Vaccine (IPV) dalam sediaan injeksi. Vaksin booster juga diberikan pada usia sembilan bulan bersamaan dengan pemberian vaksin campak atau rubella.

Akan tetapi, cakupan vaksinasi OPV4 dan IPV di Indonesia rendah. Pada tahun 2020, cakupan OPV4 sebesar 86,8 persen dan IPV sebesar 37,7 persen. Sementara pada 2021 presentasi cakupan OPV4 menurun 80,2 persen dan IPV 66,2 persen.

Cakupan rendah tersebut membuat pemerintah kini mengejar target untuk memenuhi program imunisasi anak.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Antara


TERBARU