> >

Sejumlah Manfaat Analog Switch Off Menurut Profesor Ilmu Komunikasi UGM

Sosial | 6 November 2022, 15:05 WIB
Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada, Profesor Hermin Indah Wahyuni. (Sumber: Fisipol UGM)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Profesor Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Hermin Indah Wahyuni mengungkapkan sejumlah manfaat dari Analog Switch Off atau peralihan siaran televisi (TV) analog ke digital.

Ia menerangkan, ASO atau peralihan dari sistem penyiaran analog ke sistem penyiaran digital menghasilkan penghematan frekuensi. 

Manfaat langsung dari ASO adalah perluasan akses internet di wilayah yang tidak dapat menangkap sinyal analog (blank spot) dan peningkatan internet kecepatan tinggi 5G. 

"Hal ini mendukung kesiapan Indonesia masuk ke era digital economic," lanjut perempuan yang pernah menjabat sebagai dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM itu. 

Ia menambahkan, sejumlah manfaat yang langsung terasa bagi seluruh bangsa di antaranya tersedianya komunikasi untuk kebencanaan serta terciptanya layanan internet cepat yang lebih merata di Indonesia. 

"Dan tentunya, masyarakat pasti mendapatkan tayangan yang bersih," lanjut peneliti di Pusat Unggulan Iptek itu.

Baca Juga: Siaran TV Analog Mati, Pakar Ilmu Komunikasi UGM Ingatkan Pemerintah Cepat Realisasikan Digitalisasi

Migrasi ke penyiaran digital, lanjut Prof Hermin, memang banyak terkendala oleh kepentingan ekonomi, khususnya bisnis penyiaran yang sudah terlanjur nyaman.

"Industri harus menyadari bahwa  kondisi sudah berganti tak lagi broadcasting tetapi narrowcasting, jadi mereka perlu beradaptasi," terangnya.

Ia menjelaskan, narrowcasting berarti penyiaran tak lagi luas, artinya penyiaran menggunakan teknologi digital tidak akan bersifat masif, melainkan terfragmentasi atau terkelompokkan.

"Penyiaran dengan teknologi digital tidak akan bersifat masif atau luas, tetapi terfragmentasi karena stasiun TV ragamnya makin banyak," tegasnya.

Selain itu, ASO akan berdampak baik terhadap demokratisasi konten penyiaran.

Sebab, lanjut dia, ketergantungan masyarakat terhadap satu stasiun TV akan sulit.

Baca Juga: Pakar Ilmu Komunikasi UGM Sebut Protes Hary Tanoesoedibjo Siaran Analog Dimatikan Timbulkan Paradoks

"Pastinya bagi bisnis TV akan mengganggu mereka, tapi inilah teknologi," jelasnya.

Prof Hermin menilai, perusahaan TV harus bisa mengubah proses bisnis mereka. Di sisi lain, menurut dia, pemerintah juga perlu mengoptimalkan frekuensi emas (golden frequency).

Sebab, ASO adalah bagian dari penataan frekuensi emas (golden frequency) yang merupakan sumber daya bernilai tinggi namun terbatas.

"Baiknya pemerintah juga secara strategis mengisi dan mengoptimalkan golden frequency tadi," ujarnya.

Untuk diketahui, perintah ASO tertuang di dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja. 

Penghentian siaran TV analog di Jabodetabek pada Rabu (2/11) lalu menjadi tanda dimulainya proses migrasi ke siaran TV digital di Indonesia. 

Proses ASO di wilayah lain akan dilaksanakan berdasarkan kesiapan masing-masing wilayah.

Baca Juga: Ditegur Mahfud, 7 Channel TV Akhirnya Hentikan Siaran Analog, Mayoritas Punya MNC Group
 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU