> >

KPK Geledah Ruangan Sekretaris dan Hakim Agung Terkait Kasus Suap Pengurusan Perkara di MA

Hukum | 1 November 2022, 18:28 WIB
Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri, Selasa (23/11/2021). (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penggeledahan di gedung Mahkamah Agung (MA).

Ruangan yang digeledah tim penyidik KPK di antaranya, ruangan Hakim Agung serta ruangan Sekretaris MA. Kegiatan ini untuk mencari bukti tambahan terkait kasus dugaan suap pengurusan perkara yang menjerat hakim, panitera dan PNS di MA. 

Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri membenarkan adanya upaya paksa penggeledahan di gedung MA untuk pengembangan dan melengkapi alat bukti yang dimiliki tim penyidik.

"Sejauh ini kegiatan tersebut masih berlangsung," ujar Ali Fikri dalam pesan video yang diterima KompasTV, Selasa (1/11/2022).

Baca Juga: Kasus 'Kardus Durian' yang Diduga Seret Cak Imin Dibuka KPK Lagi, PBNU: Tak Boleh Tebang Pilih

Terkait barang bukti yang disita, Ali belum bisa menyampaikan lantaran kegiatan penggeledahan masih berjalan.

Namun dirinya memastikan KPK akan memberi informasi hasil dari penggeledahan di gedung MA yang dilakukan penyidik.

"Nanti perkembangannya setelah seluruh kegiatan tim penyidik KPK tersebut selesai dilakukan," ujar Ali.

Sejauh ini, KPK telah menetapkan 10 orang sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap terkait pengurusan perkara di MA. 

Baca Juga: Ketua KPK Firli Bahuri Tercengang Lihat Brankas Berbentuk Buku yang Disita saat OTT Suap Hakim MA

Mereka yakni Hakim MA nonaktif Sudrajad Dimyati (SD), Hakim Yustisial sekaligus Panitera Pengganti MA, Elly Tri Pangestu (ETP).

Kemudian, empat PNS di MA yakni Desy Yustria (DY), Muhajir Habibie (MH), Nurmanto Akmal (NA), dan Albasri (AB). 

Selanjutnya, dua Pengacara yakni Theodorus Yosep Parera (TYP) dan Eko Suparno (ES). Terakhir, dua Debitur Koperasi Simpan Pinjam Intidana, Heryanto Tanaka (HT) dan Ivan Dwi Kusuma Sujanto (IDKS).

Dalam kasus ini, Sudrajad, Elly, Desy Yustria, Muhajir Habibie, Nurmanto Akmal, dan Albasri diduga telah menerima sejumlah uang dari Heryanto Tanaka serta Ivan Dwi Kusuma Sujanto. Uang itu diserahkan Heryanto dan Ivan melalui Pengacaranya, Yosep dan Eko Suparno. 

Baca Juga: Momen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Minta Maaf di Depan Orang Tua Brigadir Yosua!

Sejumlah uang tersebut diduga terkait pengurusan upaya kasasi di MA atas putusan pailit Koperasi Simpan Pinjam Intidana. 

Adapun, total uang tunai yang diserahkan oleh Yosep Parera dan Eko Suparno terkait pengurusan perkara tersebut yakni sekira 202 ribu dolar Singapura atau setara Rp2,2 miliar. 

Uang tersebut kemudian dibagi-bagi kepada hakim serta pegawai MA. Rinciannya, Desy Yustria mendapatkan jatah sebesar Rp250 juta, Muhajir Habibie Rp850 juta, Elly Tri Pangestu Rp100 juta dan Sudrajad Dimyati Rp800 juta.

Sebagai pemberi suap, Heryanto, Yosep, Eko, dan Ivan Dwi disangkakan melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf a atau b atau Pasal 13 atau Pasal 6 huruf a Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor) Jo Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP. 

 

Sedangkan Sudrajad, Desy, Elly, Muhajir, Nurmanto Akmal, dan Albasri yang merupakan pihak penerima suap disangkakan melanggar Pasal 12 huruf c atau Pasal 12 huruf a atau b Jo Pasal 11 UU Tipikor Jo Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.
 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU