> >

Jelang 1 Bulan Tragedi Kanjuruhan, Satu Korban Masih Jalani Rawat Inap di ICU

Update | 30 Oktober 2022, 12:59 WIB
Seorang perempuan berdoa di dekat pintu masuk Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Kamis (6/10/2022). Jelang 1 bulan pasca Tragedi Kanjuruhan, satu korban masih menjalani perawatan di ICU Rumah Sakit Syaiful Anwar Kota Malang. (Sumber: AP Photo/Dicky Bisinglasi)

MALANG, KOMPAS.TV - Jelang 1 bulan pasca Tragedi Kanjuruhan yang merenggut 135 korban tewas, satu korban diketahui masih menjalani rawat inap di ruang ICU (Intensive Care Unit).

Mengutip pemberitaan Kompas TV, Minggu (30/10/2022), kondisi korban masih dalam pemantauan dokter di rumah sakit Syaiful Anwar, Kota Malang, Jawa Timur.

"Dokter berharap korban segera sembuh, hari ini ada 3 orang yang masih menjalani perawatan di rumah sakit. Dua orang dalam perawatan di ruangan biasa, dan satu orang masih di ruang ICU di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang," kata Dony Irvan, Kasubbag Humas RS Syaiful Anwar dalam program Kompas Siang, Minggu (30/10).

"Korban perempuan kondisi stabil, cuma perlu perawatan intensif, kemarin sadar, kadang tidur," lanjutnya.

Seperti diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, total korban meninggal akibat Tragedi Kanjuruhan menjadi 135 orang.

Terakhir korban meninggal dunia adalah Farzah Dwi Kurniawan pada Minggu (23/10) malam.

Baca Juga: Diungkap TGIPF, Ternyata Ada Pihak yang Menghalangi Autopsi Korban Kanjuruhan

Sebelum meninggal, korban dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang dengan kondisi yang tidak stabil karena luka di beberapa bagian tubuh.

Jenazah dimakamkan di tempat pemakaman umum Sudimoro Kota Malang.

Halangi autopsi korban Tragedi Kanjuruhan

Sementara itu Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Laode Muhammad Syarif menyatakan ada pihak yang mencoba menghalangi autopsi korban Tragedi Kanjuruhan.

Ia menyebut dalam diskusi Kanjuruhan kemarin, sebenarnya banyak keluarga korban yang meninggal dalam tragedi itu rela dan mau untuk dilakukan autopsi, namun ada pihak yang menghalangi. 

“Kami berharap penyidik Polda Jatim mau melakukan otopsi. Banyak keluarga yg rela anaknnya diautopsi, yang penting ada pendampingan dari TGIPF,” kata Laode kepada tim jurnalis Kompas TV, Sabtu (29/10). 

 

“Tapi setelah itu banyak yang datang dan diceramahin bahwa anaknya sudah tenang di alam sana dan menjadi tertekan. Sampai akhirnya membuat surat pernyataaan untuk tidak ingin melakukan autopsi lagi. Sebenarnyan mereka merasa tidak nyaman,” lanjutnya.

Baca Juga: Autopsi Korban Kanjuruhan akan Dilakukan Bulan Depan

Penulis : Kiki Luqman Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU