> >

TGIPF Lakukan Pemeriksaan Laboratorium Gas Air Mata Kedaluwarsa di Tragedi Kanjuruhan

Update | 11 Oktober 2022, 18:24 WIB
Polisi menembakkan gas air mata dalam kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam. (Sumber: AP Photo/Yudha Prabowo)

“Ketika ditembakkan juga ini dia tidak akan efektif juga,” imbuhnya.

Dedi juga menjelaskan tiga jenis gas air mata yang ditembakkan pada saat pertandingan Liga 1 2022-2023 yang mempertemukan Arema FC vs Persebaya pada 1 Oktober 2022.

“Dari tempat kejadian perkara (TKP) memang ditemukan ada beberapa, yang perlu saya sampaikan ada tiga,” ujarnya.

Baca Juga: Soal Penggunaan Gas Air Mata & Alat Lain di Stadion Kanjuruhan, Polri Sebut Manajer Pengamanan Lalai

Pertama, ia menunjukkan contoh gas air mata berwarna hijau bertuliskan 37/38MM SMOKE.

“Yang smoke ini skalanya paling rendah ya, artinya ini hanya menimbulkan suara ledakan sama asap putih,” terangnya.

Kedua, ia menunjukkan tabung gas air mata berwarna biru bertuliskan 37/38MM 5 CLUSTER CS.

“Ini untuk mengurai massa secara klaster dalam jumlah yang sedang lah,” jelasnya.

Ketiga, ia menunjukkan gas air mata dengan kemasan tabung berwarna merah bertuliskan POWDER KAL. 37/38 MM.
 

"Kemudian yang skala besar, yang paling keras adalah yang CS Powder, ini untuk mengurai atau membubarkan massa dalam jumlah yang cukup besar,” ungkapnya.

Baca Juga: Profesor Kimia Sebut Gas Air Mata Kedaluwarsa Lebih Berbahaya, Komponennya Bisa Jadi Gas Sianida

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU