> >

Polri: Kata Dokter Korban Kanjuruhan Meninggal Kekurangan Oksigen Bukan Gas Air Mata

Peristiwa | 10 Oktober 2022, 15:24 WIB
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo tunjukkan gas air mata yang memiliki kemampuan untuk mengurai massa dalam jumlah yang cukup besar (Sumber: Tangkapan layar YouTube Kompas TV/Ninuk)

Baca Juga: Pesan Jokowi untuk Heru Pimpin DKI Jakarta: Atasi Banjir dan Macet dengan Signifikan

Dedi kemudian menampilkan 3 jenis gas air mata berupa tabung kecil warna merah, hijau, dan biru yang biasa digunakan oleh Brimob. Menurutnya, 3 ketiga tabung gas air mata tersebut memiliki ledakan yang berbeda.

“Yang pertama ini (warna hijau) berupa smuk, ini hanya ledakan dan berisi asap putih ya, kemudian yang kedua ini (Warna Biru) yang sifatnya sedang jadi kalau untuk klaster yang dalam jumlah kecil menggunakan gas air mata yang tingkatannya sedang,” kata Dedi.

“Dan yang merah ini adalah untuk mengurai massa dalam jumlah yang cukup besar, semuanya tingkatan ini, ya saya sekali lagi, karena saya bukan ekspertnya, saya hanya bisa mengutip pendapat para-pakar, CS atau Gas Air Mas dalam tingkatan tertinggi pun tidak akan mematikan.”

Sebelumnya, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Kanjuruhan, menjelaskan hampir semua korban yang ditemui tim mengalami luka di bagian mata pasca penembakan gas air mata oleh petugas keamanan. 

"Pertama, Fabianca Cheendy Chairun Nisa (14 tahun) yang mengalami pendarahan dalam mata, sesak napas, dan batuk-batuk. Retina matanya sampai detik ini tidak ada warna putihnya."

Hal tersebut diungkapkan dalam pernyataan resmi yang diterima KOMPAS.TV pada Minggu (9/10/2022), TGIPF dilaporkan mendapatkan berbagai alat bukti penting yang mendukung pengusutan tragedi di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) lalu.

Sementara itu, Dwi, salah satu saksi mata, mengatakan, banyak suporter berjatuhan saat ada tembakan gas air mata. Menurutnya, banyak suporter yang mengalami sesak napas dan terinjak.

"Selain itu saya lihat ada banyak orang terinjak-injak, saat suporter berlarian akibat tembakan gas air mata," ungkap Dwi saat ditemui di Stadion Kanjuruhan, Sabtu dikutip dari Kompas.com.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU