> >

Ini Kesimpulan Sementara TGIPF usai Tinjau Stadion Kanjuruhan dan Temui Petugas Keamanan

Peristiwa | 9 Oktober 2022, 05:25 WIB
Kondisi gate atau pintu 13 Stadion Kanjuruhan setelah peristiwa kericuhan yang menelan setidaknya 131 nyawa, Selasa (3/10/2022). (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Investigasi yang dilakukan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan terus dilakukan.

Sabtu (8/10/2022), TGIPF terjun langsung melihat Stadion Kanjuruhan, menemui Aremania serta pelaksana lapangan yang terlibat saat kejadian. Kesimpulan sementara Stadion Kanjuruhan, Malang, tidak layak untuk menggelar pertandingan yang tinggi risiko. 

Anggota TGIPF, Mayjen TNI (Purn) Suwarno menjelaskan tim telah mendapat informasi dari seluruh unsur pengamanan. Mulai dari kepolisian, Brimob, TNI, hingga panitia pelaksana. 

Baca Juga: Mencari yang Bertanggung Jawab di Tragedi Kanjuruhan, PBHI: Pak Erick dan Pak Jokowi Lupa Hal ini!

Langkah ini dilakukan untuk mendapatkan masukan yang komprehensif dari semua unsur.

Menurut Suwarno seluruh informasi yang didapat bakal menjadi masukan untuk hasil investigasi sekaligus rekomendasi TGIPF terkait Tragedi Kanjuruhan dan pertandingan sepak bola di tanah air.

"Kita sudah mendapatkan informasi dari unsur Panitia Pelaksana di lapangan, unsur dari steward, dari security officer, dan hari ini tim sempat melihat ke Stadion Kanjuruhan. Semua informasi ini kita akan jadikan sebagai masukan, dan nanti kita akan olah di Jakarta," ujar Suwarno dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (8/10/2022).

Di kesempatan yang sama anggota TGIPF Nugroho Setiawan menjelaskan, dari peninjauan lapangan dan pemeriksaan saksi-saksi, dapat disimpulkan Tragedi Kanjuruhan terjadi lantaran stadion tidak layak untuk menggelar pertandingan dengan tensi rivalitas tinggi. 

Baca Juga: TGIPF Tinjau Kanjuruhan, Selidiki Kondisi Pintu Stadion Tertutup saat Kejadian

Menurutnya, Stadion Kanjuruhan hanya bisa melaksanakan laga medium atau rendah risiko. Untuk itu perlu juga rekomendasi terkait pertandingan tensi tinggi dilakukan di stadion yang memadai. Namun kesimpulan tersebut masih sebatas sementara.

"Artinya, untuk high risk match kita harus membuat kalkulasi yang sangat konkret. Misalnya bagaimana mengeluarkan penonton dalam keadaan daruat. Sementara yang saya lihat adalah pintu masuk, berfungsi sebagai pintu keluar, itu tidak memadai. Kemudian tidak ada pintu darurat," ujar Nugroho. 

Nugroho yang juga AFC Safety Security Officer dan PFA Safe Guardian Committee Chairman ini menilai ke depan perlu ada perbaikan mengenai struktur pintu. 

Baca Juga: Kata Erick Thohir Soal 5 Poin Hasil Pertemuan dengan Presiden FIFA Terkait Tragedi Kanjuruhan

"Juga perlu dipertimbangkan mengenai aspek akses, seperti anak tangga, sebagaimana safety description," ujar Nugroho. 

 

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU